OJK Optimistis 2026 Jadi Tahun Ramai IPO dan Rights Issue

bisnis.com
16 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Arah pasar modal Indonesia pada 2026 diproyeksikan tidak hanya cerah dari sisi jumlah aksi korporasi, tetapi juga menunjukkan kompetisi yang kian ketat antar emiten dalam memperebutkan dana segar dari investor.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga November 2025 telah terjadi 189 aksi penghimpunan dana di pasar modal, baik melalui IPO, penerbitan obligasi, maupun rights issue. Total dana yang terhimpun mencapai Rp238,68 triliun, melampaui target penghimpunan dana 2025 yang dipatok Rp220 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan capaian tersebut menjadi modal optimisme memasuki 2026. Menurutnya, fundamental ekonomi domestik, stabilitas makro, serta membaiknya likuiditas di sistem keuangan membuka ruang bagi aktivitas fundraising yang lebih agresif.

"Kondisi tersebut berpotensi mendorong peningkatan aktivitas emisi, baik melalui IPO, obligasi, maupun aksi korporasi lainnya," kata Inarno dalam jawaban tertulis pada Jumat (12/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

OJK juga terus menyiapkan perluasan instrumen investasi, termasuk ETF berbasis emas, sebagai langkah memperdalam pasar dan memberikan pilihan yang lebih bervariasi bagi investor.

Ke depan, otoritas akan menyesuaikan target penghimpunan dana 2026 dengan mempertimbangkan dinamika global dan domestik, sambil tetap menjaga kualitas pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan.

Baca Juga

  • IHSG Sepekan Naik 0,32% ke 8.660, Nilai Transaksi Harian BEI Tembus Rp30,29 Triliun
  • Saham Himbara Hilang Taji Kala Laju Indeks BUMN hingga IHSG Bersemi
  • Santa Claus Mampir ke Pasar Saham RI, IHSG Reli 21,76% Potensi To The Moon
BEI siapkan target besar, 555 efek baru di 2026

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya telah menegaskan bahwa 2026 akan menjadi tahun dengan pipeline penawaran efek yang besar. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan pihaknya menargetkan 555 efek baru pada 2026, mulai dari IPO saham hingga penerbitan obligasi.

Pada 2025, BEI hanya menargetkan 340 efek, namun capaian hingga November telah menembus lebih dari 140% dari target tersebut — menunjukkan tingginya minat korporasi untuk masuk pasar modal.

“Artinya apa? Kami optimistis dengan pertumbuhan perekonomian. Ditambah untuk perkembangan pasar modal, dari sisi investor meningkat hampir 30%,” kata Nyoman.

Momentum ini juga didukung oleh kinerja pasar saham yang solid. IHSG masih bertahan di zona hijau dengan kenaikan 22,33% secara year to date hingga perdagangan Jumat (12/12/2025) di level 8.660,5.

“Berarti antara supply side dan demand side itu harmonis bergerak. Dan itu yang kami harapkan nanti memperkuat kepercayaan di pasar modal,” ujarnya.

Peningkatan jumlah rencana aksi korporasi emiten membuat ruang penghimpunan dana di pasar modal pada 2026 diprediksi semakin kompetitif. Investor akan mencermati faktor seperti prospek bisnis, kebutuhan pendanaan, serta strategi ekspansi emiten dalam menilai setiap penawaran.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dari Jalan hingga Air Bersih, Kementerian PU Gaspol Pulihkan Langkat Pascabanjir
• 14 menit laludisway.id
thumb
Lirik Lagu Akhir Tahun - Masdddho
• 15 jam laluinsertlive.com
thumb
Spin-off InfraNexia Tegaskan Langkah Penguatan Bisnis TelkomGroup
• 8 jam laluidntimes.com
thumb
PMI DIY Terjunkan 11 Relawan Bantu Korban Bencana Sumatra
• 6 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Mendigi Meutya Hafid Tegaskan Konektivitas Harus Tingkatkan Ekonomi Daerah
• 10 jam laluwartaekonomi.co.id
Berhasil disimpan.