Ekonomi Utang dan Tontonan Kekerasan Jakarta

kompas.com
23 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA berdiri di persimpangan yang penuh paradoks: di satu sisi ada optimisme makroekonomi yang tampak rapuh, sementara di sisi lain realitas kekerasan struktural semakin menancapkan cengkeramannya.

Laporan terbaru Asian Development Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen, dengan alasan konsumsi domestik yang dianggap masih kokoh.

Bank Indonesia pun menambahkan proyeksi pertumbuhan penjualan eceran sebesar 5,9 persen pada akhir tahun, angka yang secara statistik seolah menandakan daya beli masyarakat tetap bergairah.

Namun, di balik deretan angka agregat yang tampak meyakinkan itu, terdapat lapisan kenyataan yang lebih muram.

Maurizio Lazzarato menyebut kondisi ini sebagai “Manusia Berutang” (The Indebted Man). Dalam kerangka pikirnya, utang bukan sekadar instrumen finansial, melainkan relasi sosial yang mendisiplinkan subjek secara menyeluruh.

Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK Nomor 19 Tahun 2025, yang melonggarkan akses kredit bagi UMKM, justru memperluas jaring pendisiplinan tersebut.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=utang, debt collector&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xMy8wODQ1MDA4MS9la29ub21pLXV0YW5nLWRhbi10b250b25hbi1rZWtlcmFzYW4tamFrYXJ0YQ==&q=Ekonomi Utang dan Tontonan Kekerasan Jakarta§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Dengan mempertahankan BI-Rate di level 4,75 persen demi menjaga stabilitas nilai tukar, negara secara efektif menyerahkan beban penyesuaian ekonomi kepada masyarakat kelas bawah.

Baca juga: Kronologi Lengkap 6 Polisi Keroyok Mata Elang hingga Tewas di Kalibata

Mereka dipaksa berutang demi bertahan hidup, menciptakan ketegangan sosial yang siap meledak di ruang-ruang urban yang semakin sesak.

Ilusi tontonan politik dan pengawasan

Di tengah tekanan ekonomi yang kian mencekik, lanskap politik Jakarta tidak menjawab dengan reformasi struktural, melainkan dengan apa yang Guy Debord sebut sebagai “masyarakat tontonan” (society of the spectacle).

Debord menegaskan bahwa spektakel bukan sekadar kumpulan gambar, melainkan hubungan sosial antarindividu yang dimediasi oleh citra.

Janji kampanye Pramono Anung dalam Pilkada 2025 untuk memasang CCTV di seluruh RT dan RW adalah manifestasi nyata dari logika tontonan ini.

Narasi bahwa teknologi pengawasan akan menekan kriminalitas dan perundungan menciptakan ilusi keamanan visual.

Pemasangan 1.500 CCTV tambahan dan integrasi jaringan pengawasan berfungsi sebagai teater kontrol: warga diajak merasa aman bukan karena kesejahteraan mereka terjamin, melainkan karena mereka diawasi.

Program “Jakarta Menyala” yang menjanjikan bantuan modal Rp 300 miliar bagi UMKM adalah sisi lain dari koin tontonan yang sama.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Dana tersebut diframing sebagai solusi pemberdayaan, tetapi dalam analisis Debord, ini hanyalah komoditas politik yang menyilaukan mata publik dari realitas eksploitasi.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jadwal Tinju Dunia Hari Ini: Ada Perebutan Gelar Juara Badou Jack vs Norair Mikaeljan di Kelas Cruiserweight
• 7 jam lalutvonenews.com
thumb
Bukan Sekadar Adu Gengsi, Street Wars One Decade Prostreet Jadi Mesin Baru Ekonomi Kreatif Otomotif Nasional
• 14 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Polda Metro Jaya Terima 207 Aduan Korban Penipuan Wedding Organizer, Proses Hukum Masih Berjalan
• 14 jam lalupantau.com
thumb
Sederet Kelalaian Dirut Terra Drone Hingga Jadi Tersangka Kebakaran Maut Tewaskan 22 Orang
• 22 jam lalutvonenews.com
thumb
9 Potret lawas grup kasidah Nasida Ria saat eksis di era 80-an
• 12 jam lalubrilio.net
Berhasil disimpan.