FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Yahya Cholil Staquf angkat suara. Setelah ducopot Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
“Menjaga NU berarti menjunjung tinggi aturan NU sendiri,” tulisnya dikutip dari unggahan di X, Sabtu (13/12/2025).
Yahya menolak pencopotannya sebagai Ketua Umum PBNU. Dia mengatakan pemberhentiannya harus melalui muktamar.
“Dalam tempo hari yang riuh ini, saya kembali pada satu kaidah organisasi: tidak memaksakan keputusan bila syarat organisasi belum terpenuhi,” ujarnya.
“Kemaslahatan lahir dari ketaatan pada adab dan tertib organisasi,” tambahnya.
Dia sebelumnya menggelar Rapat Pleno PBNU. Berlangsung di Gedung PBNU, Jakarta, 11 Desember 2025.
“Ketika Rais Aam tidak menghadiri undangan Rapat Pleno PBNU, saya mengusulkan agar forum ini bukan pleno, melainkan rapat koordinasi menyeluruh dan disetujui bersama oleh seluruh unsur: Mustasyar, Syuriah, Tanfidziyah, lembaga, dan badan otonom,” jelasnya.
Menurutnya, mengaja PBNU bukan soal mengambil keputusan. Kadang sebaliknya.
“Kadang menjaga NU bukan soal membuat keputusan, tetapi menolak mengambil keputusan ketika aturannya belum terpenuhi,” terangnya.
“Di ruang koordinasi yang jernih itu, saya yakin selama kita taat aturan jam’iyyah, NU akan selalu menemukan jalannya sendiri,” sambungnya.
(Arya/Fajar)





