Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan klarifikasi terkait beredarnya informasi mengenai pemasangan tenda pengungsian bagi warga terdampak bencana di Kabupaten Aceh Tamiang yang baru didirikan menjelang kedatangan Presiden Prabowo Subianto..
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa distribusi tenda pengungsian telah dilakukan sejak akses jalur darat dari Medan menuju Aceh Tamiang kembali terbuka pada Sabtu (6/12). Sejak saat itu, BNPB mulai menyalurkan bantuan logistik secara bertahap ke wilayah terdampak.
Dalam kurun waktu sepekan terakhir, BNPB telah mengirimkan sedikitnya 30 unit tenda pleton dan 1.000 unit tenda keluarga. Dari jumlah tersebut, delapan tenda pleton dan 664 tenda keluarga sudah berhasil didirikan sejak Rabu (9/12), sementara sisanya masih dalam proses pemasangan menyesuaikan kesiapan lokasi dan kondisi lapangan.
Abdul menegaskan bahwa pendirian tenda dilakukan secara bertahap karena membutuhkan penyesuaian teknis di lapangan. Tim BNPB bekerja selama 24 jam untuk memastikan para pengungsi memperoleh tempat tinggal sementara yang aman dan layak.
Terkait narasi yang menyebutkan pemasangan tenda berkaitan dengan agenda kunjungan Presiden ke Aceh Tamiang, BNPB menegaskan informasi tersebut tidak benar. Seluruh proses pemasangan tenda dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak bencana dan akan terus dilanjutkan hingga seluruh pengungsi terfasilitasi.
BNPB juga menyatakan tetap terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan penanganan darurat bencana di wilayah terdampak.
Berdasarkan data Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB per Jumat (12/12), Provinsi Aceh masih mencatat sebanyak 817.742 jiwa mengungsi akibat banjir Aceh. Selain itu, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 407 orang, sementara 31 orang masih dinyatakan hilang.




