Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) resmi menandatangani kontrak pembangunan Sekolah Rakyat di Provinsi Bengkulu dengan nilai kontrak mencapai Rp501,99 miliar.
Penandatanganan kontrak dilakukan bersama Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis, selaku pemilik pekerjaan.
PTPP menargetkan penyelesaian proyek dalam 240 hari kalender sejak diterbitkannya SPMK, disusul masa pemeliharaan 180 hari kalender.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa proyek ini menggunakan standar bangunan modern, aman, dan ramah lingkungan.
“PTPP menghadirkan pendekatan konstruksi terintegrasi mulai dari pondasi tiang pancang, struktur beton mutu tinggi, sistem MEP yang efisien, hingga fasilitas kawasan yang mendukung proses belajar,” ujar Joko dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu (13/12/2025).
Joko menuturkan bahwa pembangunan sekolah rakyat akan berlangsung di dua lokasi, yakni Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, dan Desa Cucupan, Kecamatan Tetap, Kabupaten Kaur.
Baca Juga
- PTPP Tuntaskan Proyek BTN Ecopark Gandul Senilai Rp322,9 Miliar
- PTPP, ADHI & WIKA Rombak Pengurus-Anggaran Dasar Jelang Merger BUMN Karya
- Lebih Longgar, PTPP Kembali Fokus ke Bisnis Inti Usai Lepas Aset Rp1,69 Triliun
Selain itu, kompleks pendidikan tersebut akan mencakup 18 gedung dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti lapangan olahraga, ruang terbuka, lapangan upacara, sistem drainase, dan furnitur pendidikan.
Fasilitas itu diharapkan menjadi pusat pembelajaran bagi generasi muda, khususnya di wilayah dengan keterbatasan akses pendidikan formal.
Sementara itu, PTPP telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp16,68 triliun hingga September 2025. Komposisi kontrak baru PTPP didominasi proyek BUMN sebesar 47%, swasta 29%, dan 24% berasal dari proyek pemerintah.
Dari sisi segmen, kontribusi terbesar kontrak baru berasal dari segmen gedung sebesar 20%, pertambangan berkontribusi 18%, power plant 16%, sementara pelabuhan serta jalan dan jembatan masing-masing mencapai 14%.
Beberapa proyek dengan nilai kontrak terbesar di antaranya Combined Cycle Power Plant (PLTGU) Batam-1 berkapasitas 120 MW dengan nilai mencapai Rp2,68 triliun dan proyek New Priok East Access Phase II senilai Rp2,33 triliun.
Emiten konstruksi BUMN ini juga menggenggam proyek Itacha 2 – Provision of Procurement and Construction for Haul Road dengan nilai Rp1,93 triliun, serta proyek Tol Kataraja Fase II yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp1,36 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




