Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia terus mengalami penguatan dan semakin bersifat strategis. Hal ini ditopang oleh intensitas dialog bilateral yang meningkat serta kolaborasi yang kian luas di sektor industri, perdagangan, dan investasi.
Pernyataan tersebut disampaikan Agus usai menghadiri pertemuan bilateral sekaligus membuka kegiatan Indonesia–Russia Business Matching yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian di Moskow pada awal Desember 2025.
Menurut Agus, hubungan kedua negara kini bergerak menuju kerja sama yang lebih substantif dan komprehensif, terutama setelah pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin. Pertemuan tersebut dinilai memperkuat koordinasi bilateral dan membuka peluang kolaborasi strategis di berbagai sektor.
“Hubungan kedua negara terus berkembang secara positif dan semakin luas, khususnya di bidang industri dan ekonomi,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/12/2025).
Menperin mengungkapkan, kinerja perdagangan bilateral Indonesia–Rusia menunjukkan tren yang menggembirakan. Pada 2024, total perdagangan nonmigas kedua negara mencapai USD 3,9 miliar, meningkat 18,69 persen dibandingkan 2020. Hingga Oktober 2025, nilai perdagangan bilateral kembali meningkat menjadi USD 4,04 miliar.
Di sektor investasi, realisasi penanaman modal Rusia di Indonesia juga mencatat pertumbuhan yang konsisten. Sepanjang 2024, investasi Rusia mencapai USD 262,7 juta, sementara hingga September 2025 telah terealisasi sebesar USD 147,2 juta. Agus menilai capaian tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan pelaku industri Rusia terhadap stabilitas ekonomi dan prospek industri Indonesia.
Indonesia dan Rusia saat ini juga tengah merampungkan dua dokumen kerja sama penting di bidang industri, yakni nota kesepahaman terkait kerja sama industri galangan kapal serta riset ilmiah mengenai penggunaan chrysotile asbestos secara aman. Salah satu nota kesepahaman terkait riset keselamatan chrysotile asbestos telah ditandatangani di Moskow pada 8 Desember 2025.
“Kami berharap dokumen kerja sama lainnya dapat segera diselesaikan agar memberikan kepastian dan kerangka kolaborasi yang jelas bagi industri besar maupun IKM di kedua negara,” jelasnya.
Selain itu, Menperin menekankan pentingnya dialog teknis yang intensif untuk mengatasi berbagai tantangan kerja sama, termasuk tingginya biaya logistik akibat jarak geografis. Ia mengapresiasi pelaksanaan Working Group on Trade, Investment and Industry ke-6 yang menjadi bagian dari Sidang Komisi Bersama Indonesia–Rusia 2025 dan menghasilkan sejumlah kesepakatan teknis lintas sektor.
Agus juga menegaskan dukungan Indonesia terhadap percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan bebas Indonesia–Eurasian Economic Union (I–EAEU FTA). Menurutnya, perjanjian tersebut akan memperluas akses pasar produk industri nasional melalui peningkatan daya saing tarif serta pengurangan hambatan non-tarif.
“Perjanjian ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan rantai pasok dan meningkatkan penetrasi produk industri Indonesia di kawasan Eurasia,” tegasnya.
Dalam kerja sama multilateral, Indonesia juga menyatakan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam program-program BRICS, khususnya melalui keterlibatan di BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC). Kerja sama ini difokuskan pada pengembangan industri berbasis teknologi, transformasi digital, kecerdasan buatan, bioindustri, penguatan IKM, serta pengembangan sumber daya manusia industri.
Menperin menilai BCIC sebagai platform strategis untuk mendorong alih teknologi dan mempercepat modernisasi industri nasional menuju industri yang cerdas, hijau, dan inklusif.
Penguatan hubungan bilateral tersebut turut ditandai dengan penyelenggaraan Indonesia–Russia Business Matching yang mempertemukan pelaku industri kedua negara. Forum ini bertujuan mempromosikan sektor industri strategis Indonesia, memperkenalkan proyek investasi prioritas, serta membuka peluang kerja sama manufaktur dan alih teknologi.
Sebanyak 19 peserta dari sembilan perusahaan Indonesia serta 51 peserta dari berbagai sektor industri Rusia turut ambil bagian dalam forum tersebut. Kegiatan ini menghasilkan penandatanganan nota kesepahaman antara Himpunan Kawasan Industri (HKI) dengan dua lembaga Rusia terkait fasilitasi investasi dan pengembangan kawasan industri.
Menperin menyatakan optimisme bahwa rangkaian pertemuan dan kesepakatan tersebut akan semakin memperkuat posisi Indonesia dan Rusia sebagai mitra strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai penutup, Agus menegaskan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi sebagai Partner Country pada ajang pameran industri INNOPROM 2026 yang akan digelar di Rusia. Menurutnya, keikutsertaan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekuatan industri manufaktur Indonesia ke pasar global.
“INNOPROM 2026 akan menjadi sarana strategis untuk mempertemukan pelaku industri kedua negara dan membuka peluang kolaborasi baru,” pungkasnya.
Editor: Redaktur TVRINews




