Agam: Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatra Barat membutuhkan 525 unit hunian sementara untuk korban terdampak banjir hidrometeorologi. Kebutuhan tersebut muncul karena banyak rumah warga rusak berat di tujuh kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Rahmat Lasmono mengatakan kebutuhan 525 unit hunian sementara itu sesuai pendataan yang dilakukan di 16 kecamatan. "Dari pendataan, kita membutuhkan 525 unit hunian sementara untuk korban banjir bandang, banjir dan tanah longsor tersebar di tujuh kecamatan," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu, 13 Desember 2025.
Sebanyak 525 unit hunian sementara tersebut diperuntukkan bagi korban banjir bandang di Kecamatan Palembayan. Dari jumlah itu, 281 unit tersebar di sejumlah nagari, yakni Salareh Aia sebanyak 143 unit, Salareh Aia Timur 83 unit, Tigo Koto Silungkang 38 unit, Salareh Aia Barat dua unit, Sipinang tiga unit, Ampek Koto Palembayan 12 unit, serta Baringin satu unit.
Baca Juga :
Pemkab Agam Perpanjang Masa Pencarian 72 Korban Hilang Selama 15 HariSelanjutnya, di Kecamatan Ampek Koto dibutuhkan 46 unit hunian sementara yang tersebar di Nagari Balingka sebanyak delapan unit, Koto Tuo dua unit, Sungai Landia 33 unit, dan Koto Panjang tiga unit. Di Kecamatan Malalak, kebutuhan mencapai 51 unit yang tersebar di Nagari Malalak Timur 47 unit, Malalak Utara dua unit, serta Malalak Barat dua unit.
Sementara itu, Kecamatan Matur membutuhkan 23 unit hunian sementara yang tersebar di Nagari Panta Pauh 16 unit dan Matua Mudiak tujuh unit. Di Kecamatan Palupuh, diperlukan 53 unit yang tersebar di Nagari Pasia Laweh sebanyak 38 unit dan Pagadih 15 unit.
Adapun di Kecamatan Tanjung Raya, kebutuhan mencapai 83 unit yang tersebar di Nagari Koto Malintang empat unit, Koto Kaciak satu unit, Duo Koto lima unit, Maninjau 10 unit, Dalko sembilan unit, Sungai Batang 45 unit, Bayua satu unit, serta Tanjung Sani delapan unit. Selain itu, Kecamatan Tanjung Mutiara membutuhkan 11 unit hunian sementara yang seluruhnya berada di Nagari Tiku Lima Jorong.
"Ke 525 unit hunian sementara itu diperuntukkan bagi korban yang rumahnya rusak berat atau tidak mungkin dihuni korban," ujar Rahmat.
Alat berat sedang mencari korban yang hilang terdampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. ANTARA/Yusrizal.
Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Agam mengakibatkan 192 warga meninggal dunia. Tujuh orang masih menjalani perawatan, sementara 54 orang terdampak atau sempat terisolasi.
Sementara itu, sebanyak 72 korban masih belum ditemukan. Rinciannya, di Kecamatan Malalak tiga orang, Kecamatan Tanjung Raya dua orang, Kecamatan Palembayan 66 orang, dan Kecamatan Lubuk Basung satu orang.
Jumlah warga yang mengungsi mencapai 5.086 orang. Mereka tersebar di Kecamatan Palembayan sebanyak 1.678 orang, Palupuh 128 orang, Tanjung Raya 2.821 orang, Ampek Koto 49 orang, Matur 350 orang, serta Malalak 60 orang.
Dari sisi kerusakan, tercatat rumah rusak ringan sebanyak 493 unit, rusak sedang 359 unit, dan rusak berat 806 unit. Selain itu, terdapat 11 unit tempat ibadah terdampak, 69 titik jembatan rusak, serta 49 titik jalan rusak.
Kerusakan juga terjadi pada fasilitas lainnya, yakni 106 unit fasilitas pendidikan, 125 jaringan irigasi, dan 16 bendungan. Selain itu, sebanyak 5.025 ekor ternak dilaporkan mati, serta lahan pertanian seluas 1.813,70 hektare rusak.
