KOMPAS.TV - Perhelatan World Expo 2025 Osaka resmi ditutup, dan Paviliun Indonesia menorehkan sejumlah capaian penting sepanjang enam bulan penyelenggaraan. Tidak hanya berhasil menarik lebih dari 3,5 juta pengunjung, paviliun ini juga mencatat komitmen investasi hingga 28,3 miliar dolar AS serta meraih Silver Award dari Bureau International des Expositions untuk kategori Exhibition Design.
Usai penutupan resmi pada 13 Oktober, Indonesia kini memasuki fase dismantling atau pembongkaran paviliun. Proses ini menjadi penting karena sejak awal, pembangunan paviliun telah dirancang dengan prinsip keberlanjutan yang selaras dengan SDGs 12: Responsible Consumption and Production.
Bappenas sebagai Responsible National Authority menetapkan bahwa minimal 90 persen material paviliun harus dapat digunakan kembali melalui proses reuse dan recycle.
Deputi Bidang Pangan, SDA, dan Lingkungan Hidup Bappenas, Leonardo A. A. Teguh Sambodo, menjelaskan bahwa sejak tahap perencanaan, paviliun dirancang dengan pendekatan keberlanjutan menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM) 5D.
Menurutnya, pendekatan ini memungkinkan tim mengetahui secara rinci kebutuhan material, baik untuk pembangunan maupun potensi daur ulang setelah pembongkaran.
“Bangunannya harus bisa dibongkar dengan prinsip sustainable. Sejak awal kami sudah menggunakan BIM 5D agar tahu secara akurat berapa material yang dipakai untuk membangun, berapa yang bisa digunakan kembali, didaur ulang, atau yang harus dibuang. Semua sudah mempertimbangkan prinsip keberlanjutan,” ujarnya.
Tim dari Indonesia meninjau dan menginventarisasi material Paviliun Indonesia yang akan melalui proses reuse dan recycle sebagai bagian dari pembongkaran berprinsip keberlanjutan di Osaka Expo 2025. Pavindo Expo, Osaka, 25 November 2025. (Sumber: Dok. Bappenas)Proses pembongkaran paviliun yang memiliki luas lebih dari 1.500 meter persegi ini dilakukan secara bertahap, mulai dari pemindahan instalasi seni, teknologi, hingga struktur utama bangunan. Pendekatan circular economy diterapkan untuk memastikan seluruh tahapan berlangsung efisien dan minim limbah.
Indonesia juga bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Jepang untuk memastikan material hasil pembongkaran dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali secara optimal. Upaya ini akan mengurangi biaya pembuangan limbah hingga 30-40 persen jika dibandingkan dengan metode konvensional. Proses dismantling ini ditargetkan selesai sebelum April 2026.
Bappenas berharap praktik baik dari penyelenggaraan paviliun ini dapat menjadi model penerapan standar keberlanjutan bagi proyek-proyek pemerintah lainnya. Pendekatan desain, penggunaan material, hingga proses akhir siklus bangunan dinilai dapat memperkuat transformasi menuju pembangunan nasional yang lebih berkelanjutan.
Penulis : Adv-Team
Sumber : Kompas TV
- Osaka Expo 2025
- Paviliun Indonesia
- berkelanjutan




