Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menegaskan bahwa kerajinan lokal atau kriya harus menjadi kekuatan ekonomi daerah maupun nasional karena memiliki nilai seni, budaya, dan potensi ekonomi yang besar.
Novita menilai pertumbuhan subsektor kriya tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya bangsa, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi jika dikelola secara profesional.
Pengelolaan profesional tersebut mencakup aspek desain, produksi, branding, hingga pemasaran modern agar produk kriya mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Jika dikelola dengan desain dan pemasaran yang tepat, kriya mampu menjadi kekuatan ekonomi yang besar,” ungkap Novita Hardini.
Kriya sebagai Pilar Ekonomi KreatifPernyataan tersebut disampaikan Novita Hardini dalam kaitannya dengan pelaksanaan workshop pengembangan kriya di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Workshop tersebut diharapkan menjadi momentum peningkatan keterampilan dan daya saing para pelaku kerajinan lokal.
Novita menjelaskan bahwa subsektor kriya merupakan bagian penting dari ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.
Ia menyebut ekonomi kreatif saat ini berperan sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada tahun 2025, sektor ekonomi kreatif tercatat mempekerjakan sekitar 27,4 juta tenaga kerja atau setara 18,7 persen dari total angkatan kerja nasional.
Dari sisi ekspor, pada semester pertama tahun 2024 nilai ekspor produk kriya mencapai 4,75 miliar dolar Amerika Serikat.
Capaian tersebut menjadikan kriya sebagai salah satu komoditas terbesar dalam ekspor ekonomi kreatif bersama subsektor fesyen.
“Data ini membuktikan bahwa kriya bukan sekadar warisan budaya, melainkan komoditas ekonomi strategis,” ujar Novita.
Pentingnya Kolaborasi Pusat dan DaerahNovita Hardini menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Ekonomi Kreatif dan Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia atas dukungan terhadap pelaksanaan workshop pengembangan kriya.
Ia menilai kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi kunci dalam memajukan ekonomi kreatif di tingkat lokal.
Menurut Novita, sinergi tersebut mencerminkan komitmen bersama untuk menjadikan kriya sebagai kekuatan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing.
