EtIndonesia. Suatu ketika, seekor musang menantang seekor singa untuk bertarung demi menentukan siapa yang lebih kuat. Singa dengan tegas menolak tantangan itu.
Musang berkata dengan sinis: “Apa kamu takut?”
Singa menjawab : “Tentu saja aku takut. Jika aku menerima tantanganmu, kamu akan mendapat kehormatan karena pernah bertarung dengan singa. Tapi aku? Semua hewan akan menertawakan aku karena menurunkan derajatku dengan bertarung melawan seekor musang.”
Sebuah Kisah di Dunia Nyata
Di Amerika, ada seorang penulis muda yang pada awal kariernya menciptakan banyak karya populer. Bukunya laris, pembaca mencintai tulisannya, dan masa depannya tampak cerah.
Suatu hari, penulis ini terlibat konflik dengan seorang pria picik karena masalah sepele. Keduanya saling bersitegang, tak mau mengalah.
Teman-temannya menasihatinya: “Jangan meladeni orang seperti itu. Waktumu berharga. Pergunakanlah untuk menulis, bukan bertengkar.”
Namun penulis itu merasa reputasinya telah dinodai. Dia ingin “mengalahkan” lawannya, ingin membuat orang itu mengaku kalah, ingin memulihkan harga dirinya.
Sejak saat itu, dia menghabiskan energi dan waktunya untuk berselisih dengan “musuh kecil” itu. Konflik demi konflik terjadi, dan pikirannya tidak lagi fokus pada menulis. Akhirnya, dia tidak menghasilkan karya baik lagi, dan namanya perlahan-lahan hilang dari ingatan publik.
Beberapa tahun kemudian, hampir tidak ada yang ingat bahwa pernah ada penulis berbakat seperti dirinya.
Pelajaran Penting
Semakin tinggi tujuan yang dikejar seseorang, semakin besar pula perkembangan kemampuannya—dan semakin besar manfaatnya bagi masyarakat.
Menghabiskan waktu meladeni hal-hal kecil, orang-orang kecil, atau konflik yang tidak bermakna hanya akan menurunkan derajat kita dan merusak masa depan kita sendiri.
Jangan menantang musang. Jangan bertarung dengan tikus. Arahkan energi pada tujuan yang lebih tinggi—di sanalah hidupmu tumbuh dan berjaya. (jhn/yn)





