Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau BRI turut ambil bagian dalam pembiayaan sindikasi senilai Rp2,2 triliun untuk proyek strategis Flyover Sitinjau Lauik di Sumatra Barat.
Pembiayaan dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam sindikasi tersebut, BRI bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arranger and Bookrunners (JMLAB) bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).
Sejumlah bank lain turut berpartisipasi, antara lain PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), serta Bank Nagari.
Flyover Sitinjau Lauik merupakan salah satu proyek infrastruktur yang paling dinantikan di Sumatra Barat, mengingat karakteristik jalur eksisting yang ekstrem dengan tanjakan curam dan tingkat kecelakaan yang relatif tinggi.
Proyek flyover sepanjang 2,774 kilometer ini memiliki nilai investasi sekitar Rp2,739 triliun, dengan masa konstruksi diperkirakan 2,5 tahun dan masa operasi selama 10 tahun. Proyek ini diharapkan menjadi solusi atas tingginya risiko kecelakaan di jalur Padang–Solok sekaligus memperkuat konektivitas dan distribusi logistik di wilayah tersebut.
Direktur Corporate Banking BRI Riko Tasmaya mengatakan keterlibatan perseroan dalam pembiayaan proyek tersebut merupakan bagian dari komitmen BRI mendukung pembangunan infrastruktur yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
- Proyek Normalisasi Sungai Ciliwung Butuh Dana Rp1,2 Triliun
- 4 Dekade Infrastruktur RI: Beda Arah Pembangunan Soeharto, Jokowi hingga Prabowo
- KB Bank dan Intiland Jalin Pembiayaan Pengembangan Kawasan Industri
"BRI memiliki kapasitas pendanaan yang kuat untuk masuk pada proyek-proyek KPBU dengan struktur yang bankable," katanya dalam keterangan resmi," Sabtu (13/12/2025).
Dia juga menilai dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta peran PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PPI) menjadi faktor penting dalam memastikan proyek berjalan dengan tata kelola dan manajemen risiko yang prudent.
Di tengah upaya pemulihan Sumatra Barat pascabencana banjir dan longsor, proyek Flyover Sitinjau Lauik diharapkan mampu meningkatkan keselamatan perjalanan, memangkas waktu tempuh, serta memperlancar mobilitas orang dan barang. Keberadaan infrastruktur ini juga dinilai dapat memperkuat daya saing ekonomi.
BRI sendiri membukukan laba bersih tahun berjalan konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun hingga akhir kuartal III/2025.
Nilai tersebut terdiri dari laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp40,78 triliun dan kepentingan nonpengendali senilai Rp453,43 miliar.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, bank spesialis kredit wong cilik itu mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp45,36 triliun.
Mengutip laporan keuangan yang rilis pada Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (30/10/2025), raihan laba BRI didorong oleh kenaikan pendapatan bunga dan pertumbuhan kredit yang masih solid. Pendapatan bunga BRI tercatat Rp155,16 triliun, naik 3% dari Rp150,63 triliun pada akhir kuartal III/2024.
Meski demikian, beban bunga juga ikut meningkat menjadi Rp44,16 triliun, atau naik 3,25% dibandingkan Rp42,77 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih BRI naik 2,9% dari Rp107,86 triliun menjadi Rp110,99 triliun per September 2025.
Beberapa pos yang mempengaruhi raihan laba BBRI di antaranya beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang naik 13,99% menjadi Rp33,59 triliun, dari Rp29,46 triliun pada tahun sebelumnya.
Selain itu, beban lainnya mencatat lonjakan paling signifikan, naik 74,7% menjadi Rp69,83 triliun, dibandingkan Rp39,97 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatat pertumbuhan 6,26%, dari Rp1.353,36 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp1.438,11 triliun pada kuartal III/2025.
Adapun, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) juga meningkat tipis 0,86% menjadi Rp80,74 triliun, dari Rp80,05 triliun setahun sebelumnya.



