Oleh: Anjas Wirabuana
Dosen-Pengurus Hipmi Palopo
HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) adalah organisasi independen non-partisan yang menjadi wadah bagi para pengusaha muda di seluruh Indonesia, didirikan untuk membina, mengembangkan, dan memberdayakan kewirausahaan.
HIPMI Pusat didirikan pada tanggal 10 Juni 1972, kemudian HIPMI Daerah (BPD & BPC) dibentuk mengikuti struktur di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Tidak terkecuali HIPMI Palopo yang berdiri seiring dengan pertumbuhan organisasi dan pemekaran wilayah saat itu.
Umumnya periode masa bakti setiap kepengurusan HIPMI berlangsung selama 3 tahun, penentuan masa durasi tersebut ditetapkan dengan harapan dapat menciptakan regenerasi maupun kaderisasi pemimpin muda di setiap daerah, agar dapat menularkan semangat dan inovasi kepemudaan. Jika merujuk pada ketentuan konstitusi tersebut, seharusnya HIPMI menjadi ruang “belajar dan pembaharuan” di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia.
Namun sayangnya, tidak demikian yang terjadi di Kota Palopo. Hipmi Palopo seakan kehilangan peta lajur pelayarannya, Hipmi Palopo tidak lagi hadir dalam prioritas pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan kewirausahaan di Kota Palopo. Melainkan hanya berkutat pada “politik meja makan semata”.
14 Februari 2026 adalah tanggal berakhirnya kepengurusan Hipmi Palopo dibawah kepemimpinan Imbara Firman, S.H. dan selama 3 tahun masa kepemimpinan tersebut nampaknya tidak terlihat Impact yang berarti, Hipmi Palopo tidak mengambil peran yang substansial dalam perjalanan kewirausahaan di Kota Palopo, Hipmi Palopo semacam lupa akan jati dirinya; mengapa ia di lahirkan.
Februari 2026 mendatang Hipmi Palopo akan menentukan pucuk pimpinan yang baru periode 2025-2028. Sejauh ini sudah ada 2 nama yang mencuat di Publik, ialah Walter Notteboom dan Zulfikar Syarifuddin. Dimana Walter Notteboom merupakan anak kedua dari Walikota Palopo, sedangkan Zulfikar Syarifuddin merupakan adik dari Wakil Walikota Palopo.
Lalu pertanyaannya kemudian, apakah Hipmi Palopo ini hanya akan menjadi organinasi yang disibukkan pada kegiatan 3 tahun sekali saat pemilihan ketua saja? Lalu setelah itu hanya menunggu proyek strategis semata? Ataukah justru dibawah kepemimpinan yang baru nantinya akan membawa pelayaran hebat yang mengarah pada geliat wirausahawan muda yang ada di Kota Palopo hingga 2028 mendatang?
Namun jika hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka patut disayangkan organisasi sebesar Hipmi ini akan hanya dijadikan kendaraan pribadi maupun golongan tertentu untuk ”bersolek ria”, bukan hadir sebagai organisasi yang memperjuangkan pemajuan kewirausahaan di Kota Palopo secara Holistik.
Mohon doanya bersama,
Semoga Hipmi Palopo ”tidak lagi” Krisis Indentitas! (*/)




