DUA program inovasi milik Pemerintah Kabupaten Lamongan berhasil masuk top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Provinsi Jawa Timur tahun ini.
Dua inovasi itu adalah Megilan Entrepreneur (Megpreneur) yang diinisiasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Lamongan dan Disabilitas Mandiri Terlindungi (Tas Mantri) oleh Puskesmas Turi.
Penerapan inovasi Megpreneur, pada UMKM dampak positifnya bisa dilihat dari rata-rata kenaikan omzet pasca mengikuti inkubasi.
Megpreneur ini kategori pemerataan ekonomi dan penguatan bidang UMKM. Adapun Tas Mantri aplikasi kategori penyediaan layanan kesehatan.
Seluruh inovasi tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan daya saing bisnis lokal agar siap bersaing di pasar yang lebih luas, mendekatkan layanan kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas melalui pemberdayaan keluarga sebagai caregiver untuk perawatan di rumah.
Melalui gagasan kreatif dan terukur, dua inovasi tersebut selaras dengan RPJMD Kabupaten Lamongan, lima belas program prioritas, Renstra, RIPJ-PID, dan RKPD.
"Seluruh inovasi di Kabupaten Lamongan didukung oleh Peraturan Daerah dan tentu selaras dengan RPJMD Kabupaten Lamongan, lima belas program prioritas, Renstra, RIPJ-PID, dan RKPD, " tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi usai menerima penghargaan dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, di Surabaya, Jumat (12/12) malam.
Tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, hingga memberikan tambahan nilai ekonomis untuk masyarakat. Pada penerapan inovasi Megpreneur, dampak positifnya bisa dilihat dari rata-rata kenaikan omzet pasca mengikuti inkubasi.
Tercatat mengalami kenaikan, pada 2022 menempati angka Rp3,5 juta, 2023 menempati angka Rp 4,5 juta, dan 2024 naik hingga angka Rp5,8 juta.
Melaksanakan inkubasi bersama 155 tim, Megpreneur mengklasifikasikan kategori usaha di bidang agribisnis, food, fashion, industri kreatif, pariwisata, hingga layanan jasa. Lalu pada inovasi Tas Mantri melakukan layanan HCS (Home Care Service) sebanyak dua kali dalam satu minggu.
Selain itu, pelatihan caregiver sebanyak dua kali dalam satu tahun, bantuan alat penunjang kesehatan berupa tensi meter, alat bantu mobilisasi, alat laboratorium sederhana sebanyak 15 orang per tahun, dan masih banyak lagi. (H-2)



