Gak Lagi Overfilled, Ini Arah Baru Tren Filler Bibir yang Lebih Natural

viva.co.id
8 jam lalu
Cover Berita

Thailand, VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, tren lip enhancement mengalami pergeseran signifikan. Jika sebelumnya bibir bervolume besar menjadi simbol kecantikan, kini pasien justru semakin berhati-hati dan selektif dalam memilih filler.

Tampilan bibir yang terlalu penuh, kaku, atau terlihat “dibuat” mulai ditinggalkan, seiring meningkatnya kekhawatiran akan hasil yang tidak natural, risiko migrasi filler, hingga efek overfilled yang dapat mengubah karakter wajah. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Baca Juga :
Anggun C Sasmi Gak Pernah Botox dan Filler Sampai Usianya Kini 51 Tahun: Saya Menerima Ketidaksempurnaan Saya
Anggap Botox dan Filler Horor, Ini Rahasia Raline Shah Awet Muda dan Cantik Natural di Usia 40

Perubahan preferensi ini turut memengaruhi pendekatan para dokter estetika. Hasil ideal kini tidak lagi sekadar menambah volume, melainkan menciptakan bibir yang lembut, terdefinisi, dan menyatu secara alami dengan proporsi wajah pasien. Natural look menjadi standar baru dalam prosedur filler modern.

Sejalan dengan tren tersebut, dunia estetika mengenal filler generasi baru yang dirancang dengan fokus pada stabilitas dan integrasi dengan jaringan kulit. Salah satu teknologi yang banyak dibahas dalam diskusi klinis adalah struktur gel berpori atau porous network structure. Struktur ini memungkinkan filler menyebar lebih halus, menyatu dengan jaringan, serta mengurangi risiko migrasi setelah penyuntikan.

Pendekatan ini dinilai penting, terutama untuk area sensitif seperti bibir, garis senyum, hingga bawah mata. Filler dengan karakteristik tersebut tidak hanya memberikan volume, tetapi juga membantu menyamarkan garis halus dan mempertegas kontur wajah tanpa kesan berat atau berlebihan.

Sejumlah publikasi dan data klinis juga menunjukkan bahwa filler dengan struktur gel yang stabil mampu bertahan hingga satu tahun di area penyuntikan, dengan tingkat kepuasan pasien yang tinggi serta performa yang konsisten di berbagai kondisi jaringan. Faktor inflamasi yang rendah dan risiko komplikasi minimal menjadi pertimbangan utama, baik bagi pasien maupun praktisi.

Dalam salah satu diskusi klinis internasional, dr. Vanravi Vachatimanont dari Thailand menyoroti perubahan selera pasien terhadap hasil estetika saat ini.

“Pasien masa kini menginginkan keanggunan, bukan berlebihan. Lorient memberikan volume dan definisi sekaligus mempertahankan karakter alami wajah,” ujar dr Vanravi dalam bahasa Inggris, mengutip keterangannya, Sabtu 13 Desember 2025.

Dalam konteks tersebut, Lorient kerap dibicarakan sebagai salah satu contoh filler modern yang mengadopsi pendekatan naturalitas dan stabilitas. Filler ini dirancang dengan struktur gel berpori (porous network structure) yang memungkinkan integrasi lebih lembut dengan jaringan kulit, sehingga penyebarannya lebih halus dan risiko migrasi dapat ditekan.

Baca Juga :
Fakta, Mitos dan Tren Pasar di Indonesia Mengenai Filler Hyaluronic Acid (HA) Tahun 2025
Ada Risiko Serius! Dokter Peringatkan Bahaya Filler Berlebihan
Nikita Mirzani Filler Rahang Sampai Ratusan Juta Rupiah?

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Makassar Urban Heritage City Rally 2025 Diikuti Mobil Vintage hingga Listrik
• 21 jam lalucelebesmedia.id
thumb
Forum Kiai NU Jawa Bentuk PBNU Tandingan Jika 3 Bulan Tak Digelar MLB
• 21 jam lalugenpi.co
thumb
Terus Naik, Harga Emas Pegadaian Kini Ada yang Sentuh Rp2,537 Juta Per Gram
• 23 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Tak Hanya Jaga Listrik, PLN Indonesia Power Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumbar
• 12 jam lalumedcom.id
thumb
Danantara: Kesiapan Pelabuhan Faktor Krusial Dukung Kelancaran Arus Logistik Nasional
• 23 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.