DI tengah huru-hara kondisi warga terdampak banjir bandang Sumatra sangat menderita, fenomena yang menghilangkan rasa kemanusiaan, cari muka, asal bapak senang tetap tidak bisa disembunyikan. Padahal, para pihak terkait seharusnya mengedepankan keikhlasan atau hati nurani, untuk menyudahi derita para setelah dihempas banjir dan dihantui kelaparan.
Sesuai penuturan warga melalui Media Indonesia, Sabtu (13/12) misalnya, pemandangan yang sangat tidak diinginkan pada hari-hari pekan ke dua atau memasuki pekan ke-3 pascabanjir melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, menjelang kedatangan Presiden Prabowo Subianto pada Jumat (12/12) lampu PLN di kawasan Simpang Tiga Redelong, Ibu Kota Kabupaten Bener Meriah dan sekitarnya hidup atau menyala seperti normal kembali. Kondisi menggembirakan itu berlangsung aman sehingga kehadiran Presiden Parbowo pada Jumat (12/12) siang, arus listrik PLN tetap nyala.
Sebagian warga sempat mengira kondisi ganghuan arus listrik itu sudah pulih kembali dari kerusakan akibat banjir dan longsor bulan lalu. Namun, ada juga di antara masyarakat di Tanah Gayo itu terlintas di benak mereka bahwa ini ada kaitannya dengan kedatangan presiden. Mereka pun mengabaikan prasangsa buruk itu yang hanya berbuah kekhawatiran atau dosa. Dugaan tidak bagus itu ternyata seperti ada benarnya setelah Sabtu (13/1) dini hari. Sekitar pukul 03.00 WIB kegelapan sunyi itu kembali menyapa ratusan ribu warga petani kopi gayo itu. Kegelapan malam dan nyanyian cacing perut karena kekurangan bahan makanan itupun kembali menghantui.
Hal hampir sama juga terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, dua hari menjelang kedatangan orang nomor satu Indonesia itu listrik sudah mulai menyala di kawasan komplek perkantoran Kecamatan Karang Baru. Sedangkan di tempat pengungsian atau perkampungan warga tetap menikmati kegelapan sunyi.
Namun sebagian masyarakat tidak menghiraukan itu. Namun, hal itu masih bisa dimaklumi. Karena, mereka pun menduga PLN sedang memperbaiki secara bertahap atau mendahulukan lokasi pinggiran jalur nasional.
Tidak hanya soal listrik, hal yang menjadi sorotan adalah terkait berdirinya tenda Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (10/12) sore, menjelang kunjungan Presiden ke Aceh yang semula diperkirakan pada Kamis (11/12).
Kala itu banyak tenda pengungsian berlogo BNPB dibangun secara mendadak di lokasi-lokasi atau jembatan Sungai Tamiang yang bakal dilihat presiden. Ternyata presiden hadir pada Jumat (12/12) menjelang siang. Walaupun difuga pemasangan tenda pengungsi kala itu sempat dikebut.
Pengungsi yang sebelumnya tinggal di bawah terpal plastik bekas banjir langsung dipindah ke tenda baru oranye itu. Sebagian mereka sempat heran apa yang akan terjadi karena tiba-tiba saja seperti ada sesuatu.
"Ya saya dengar begitu. Presiden hendak mengunjungi lokasi itu" tutur Sahal, warga Karang Baru, Aceh Tamiang. (MR/E-4)




