Jakarta, IDN Times – Perundungan atau bullying dapat menimbulkan trauma mendalam bagi korbannya. Namun, pengalaman tersebut juga bisa menjadi pemicu untuk bangkit dan membuktikan diri, seperti yang dialami dua pelajar Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 9 Jakarta Timur.
Tangis Olivia Dwi Lestari (17) pecah saat mengingat peristiwa di Sekolah Menengah Pertama. Ia menjadi korban perundungan. Tak banyak kata yang terucap, namun air mata dan raut wajahnya memperlihatkan luka yang belum sepenuhnya pulih
Olivia memilih diam. Ingatan tentang perlakuan yang ia terima masih membekas dan meninggalkan trauma. Tanpa cerita panjang, kesedihannya cukup menggambarkan dampak perundungan yang tiada henti.
"Kelas 9 tuh pas mau lulus-lulusan sempat disuruh berhenti, karena kasus bully juga," ucap Olivia lirih dan tak lama langsung menutup wajahnya tidak sanggup meneruskan cerita.

:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/13/featured-663eaf8f3ccfdc66f85bd34d541e7469_1765602470-b.jpg)

