Perak Bergejolak Usai Cetak Rekor, Reli Sepekan Masih Terjaga

cnbcindonesia.com
4 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga perak menutup pekan ini dengan volatilitas tinggi setelah sempat mencetak rekor baru, sebelum akhirnya terkoreksi menjelang akhir perdagangan Jumat.

Melansir dari Refinitiv, harga perak pada Jumat, 12 Desember 2025, berada di level US$62 per troy ons, turun dari posisi intraday yang sempat menembus area US$64. Koreksi ini mencerminkan aksi ambil untung setelah reli tajam dalam beberapa hari terakhir.

Meski terkoreksi harian, secara mingguan pergerakan perak tetap mencatatkan penguatan yang solid. Dibandingkan posisi awal pekan pada Senin, 8 Desember 2025, di level US$58,12 harga perak telah naik sekitar 6,7% hingga penutupan Jumat. Jika ditarik dari level terendah awal Desember, menegaskan bahwa perak tengah berada dalam fase bullish jangka pendek yang agresif.

//FMG_Tag - IMPULSE var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=impl'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - VIBE var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=vibe'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - RC var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=rc'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter); //FMG_Tag - expandedFloor var _ContextAdsPublisher = window.parent.document.createElement('script'); _ContextAdsPublisher.type = 'text/javascript'; _ContextAdsPublisher.async = true; _ContextAdsPublisher.id = "cads-generic"; _ContextAdsPublisher.src = window.parent.document.location.protocol + '//cdn.contextads.live/publishers/cads-generic.min.js?product=sf'; var _scripter = window.parent.document.getElementsByTagName('script')[0]; _scripter.parentNode.insertBefore(_ContextAdsPublisher, _scripter);

Baca: Harga Emas Terbang, Paling Tinggi Selama Sebulan

//

Baca: Ringgit dan Rupiah Jadi Bintang Asia, Peso Filipina Justru Tersungkur

Rangkaian kenaikan harga terjadi hampir tanpa jeda sejak awal pekan. Pada Selasa (9/12), perak naik ke US$60,67berlanjut ke US$61,77 pada Rabu (10/12), dan melonjak signifikan ke US$63,57 pada Kamis (11/12). Lonjakan tersebut menjadi fondasi bagi sentimen spekulatif yang mendorong harga ke rekor tertinggi baru sebelum akhirnya mengalami konsolidasi.

Sentimen utama yang menopang reli perak datang dari kebijakan moneter Amerika Serikat. Keputusan Federal Reserve memangkas suku bunga serta sikap yang semakin dovish menjadi katalis penting. Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal tidak ada lagi kenaikan suku bunga, dengan proyeksi satu kali pemangkasan tambahan tahun depan dan satu lagi pada 2027. Lingkungan suku bunga rendah secara historis menjadi angin segar bagi aset non-yielding seperti perak.

Di luar faktor suku bunga, derasnya arus dana ke exchange-traded fund (ETF) berbasis perak turut memperkuat kenaikan harga.

Menurut perhitungan Bloomberg, ETF perak global menyerap sekitar 35 juta ons dalam satu bulan terakhir. Lonjakan kepemilikan ini mencerminkan masuknya dana spekulatif sekaligus lindung nilai, memperketat pasokan fisik di pasar.

Baca: Aturan ETF Emas Hampir Rampung, Bos OJK Ungkap Waktunya

Dari sisi fundamental, ekspektasi defisit pasar perak tahun depan semakin menguat. Permintaan industri tetap tinggi, terutama dari sektor panel surya, kendaraan listrik, serta infrastruktur pusat data yang semakin masif.

Kombinasi permintaan struktural dan pasokan yang ketat membuat reli perak tidak sepenuhnya bersifat teknikal, meski volatilitasnya kian ekstrem.

Tekanan di pasar fisik juga terlihat dari meningkatnya lease rates serta biaya pinjaman perak di London. Kondisi ini mengindikasikan adanya stres pengiriman (delivery stress), di mana ketersediaan logam fisik tidak sepenuhnya sejalan dengan lonjakan permintaan. Situasi tersebut memperbesar sensitivitas harga terhadap aliran dana jangka pendek.

Namun, reli tajam perak juga sarat unsur spekulatif. Aktivitas pembelian call option melonjak signifikan, baik di kontrak berjangka maupun ETF seperti iShares Silver Trust (SLV). Open interest call option SLV tercatat mencapai level tertinggi sejak 2020, mencerminkan ekspektasi lanjutan kenaikan harga sekaligus meningkatkan risiko koreksi tajam.

Baca: Harga Perak Cetak Rekor, Ternyata Ini Alasannya

Rasio emas terhadap perak (gold-silver ratio) turut memberikan sinyal penting. Rasio ini turun ke kisaran 1:67, level terendah sejak 2021, yang mengindikasikan perak mengungguli emas secara relatif. Penurunan rasio sering dibaca sebagai fase agresif reli perak, namun secara historis juga kerap diikuti periode konsolidasi.

Beberapa analis mulai mengingatkan bahwa kenaikan jangka pendek perak tergolong berlebihan. Menurut Daniel Ghali dari TD Securities, ketidakpastian terkait investigasi perdagangan AS serta potensi tarif masih membuat pergerakan harga perak rawan gejolak. Sementara itu, Commerzbank menilai fundamental jangka panjang tetap positif, meski volatilitas jangka pendek sulit dihindari.

Dengan kenaikan harga sekitar 120% sepanjang tahun ini, perak kini jauh melampaui kinerja emas. Namun, untuk jangka pendek, pergerakan harga kemungkinan akan lebih ditentukan oleh dinamika spekulatif, arus ETF, dan konsolidasi pasca reli.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kondisi Korban Bencana di Aceh Tamiang Masih Memprihatinkan
• 18 jam laluinsertlive.com
thumb
Nusron Bagikan 2.532 Sertifikat Tanah Wakaf dan Rumah Ibadah di Jatim
• 3 jam lalueranasional.com
thumb
Gus Fawait Ajak Warga Tempurejo Jalan Sehat, Ada Banyak Doorprize Menarik!
• 23 jam laludetik.com
thumb
11 Penampakan sawah nyeleneh bikin geleng kepala, kreatif tapi absurd banget sampai susah percaya mata
• 2 jam lalubrilio.net
thumb
Banser NU Lakukan Aksi di Gereja HKBP Sibolga untuk Perayaan Natal
• 22 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.