Penulis: Fityan
TVRINews – Yangin, Myanmar
Kecaman Global Atas Serangan RS Mrauk-U: PBB Selidiki Potensi Kejahatan Perang.
Militer Myanmar mengakui telah melancarkan serangan udara ke sebuah rumah sakit di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat, yang menewaskan puluhan orang. Namun, pengakuan ini disertai tuduhan bahwa fasilitas medis tersebut digunakan sebagai pangkalan oleh kelompok bersenjata oposisi, bukan warga sipil.
Pihak militer, melalui pernyataan yang diterbitkan surat kabar negara Global New Light of Myanmar pada hari Sabtu 13 Desember 2025, mengklaim bahwa kelompok bersenjata, termasuk Tentara Arakan (Arakan Army/AA) dan Pasukan Pertahanan Rakyat (People’s Defence Force/PDF), telah menggunakan Rumah Sakit Umum Mrauk-U sebagai markas mereka.
“Militer melakukan langkah-langkah keamanan yang diperlukan dan melancarkan operasi kontraterorisme terhadap rumah sakit umum di kota Mrauk-U pada hari Rabu 10 Desember 2025,” sebut Kantor Informasi Militer, seraya menambahkan bahwa 33 korban tewas adalah anggota bersenjata dan pendukung kelompok oposisi, bukan warga sipil.
Namun, laporan saksi mata, pekerja bantuan, kelompok pemberontak, dan PBB memberikan narasi yang bertentangan, menegaskan bahwa korban serangan tersebut adalah warga sipil yang berada di rumah sakit.
Kecaman Keras dari PBB dan WHO
Serangan ini memicu kecaman keras dari komunitas internasional. PBB pada hari Kamis mengutuk serangan terhadap fasilitas yang menyediakan layanan darurat, kebidanan, dan bedah tersebut, menyebutnya sebagai bagian dari pola serangan yang lebih luas yang merugikan warga sipil di seluruh Myanmar.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengutuk serangan itu “sekeras mungkin” dan menuntut penyelidikan.
“Serangan semacam itu dapat merupakan kejahatan perang. Saya menyerukan penyelidikan dan agar mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban. Pertempuran harus dihentikan sekarang,” tulis Turk di platform X.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga menyatakan "terkejut" atas insiden tersebut.
“Setidaknya 33 orang tewas... termasuk petugas kesehatan, pasien dan anggota keluarga. Infrastruktur rumah sakit rusak parah, dengan ruang operasi dan bangsal rawat inap utama hancur total,” tulis Ghebreyesus di X.
Latar Belakang Konflik di Rakhine
Mrauk-U, yang terletak sekitar 530 { km} barat laut Yangon, telah direbut oleh Tentara Arakan (AA) pada Februari 2024. AA adalah sayap militer yang terlatih dan bersenjata dari gerakan etnis minoritas Rakhine yang berupaya mendapatkan otonomi dari pemerintah pusat Myanmar.
Sejak melancarkan serangan di Rakhine pada November 2023, AA telah berhasil merebut markas besar tentara regional yang strategis dan 14 dari 17 kota praja di Rakhine.
Menanggapi serangan udara tersebut, Tentara Arakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis berjanji untuk mengupayakan akuntabilitas atas serangan itu melalui kerja sama dengan organisasi global guna memastikan keadilan dan mengambil “tindakan tegas dan menentukan” terhadap militer.
Myanmar sendiri telah dilanda pertempuran yang berkepanjangan sejak militer mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021, memicu gejolak perlawanan populer yang meluas ke konflik bersenjata di sebagian besar wilayah negara itu.
Editor: Redaktur TVRINews



