Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya ancaman banjir dan longsor di berbagai wilayah membuat Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University Prof Dodik Nurrochmat menekankan pentingnya kebijakan mitigasi berbasis penelitian.
Prof Dodik menjelaskan, banjir dan longsor merupakan kejadian alam yang sulit dihindari, terutama saat hujan ekstrem terjadi.
Advertisement
"Intensitas hujan yang tinggi dan pola curah hujan yang tidak menentu akibat perubahan iklim membuat beberapa wilayah lebih rentan terkena bencana," ujar Dodik melansir laman resmi IPB www.ipb.ac.id, Minggu (14/12/2025).
Hal ini menunjukkan bahwa mitigasi bencana tidak cukup hanya bersifat reaktif, tetapi perlu perencanaan jangka panjang yang tepat.
"Selain faktor alam, risiko bencana juga dipengaruhi oleh kurang optimalnya penggunaan data ilmiah dalam pengelolaan lingkungan dan perencanaan ruang," ucap Dodik.
Meski banyak penelitian telah memetakan wilayah rawan banjir dan longsor, temuan tersebut belum dijadikan dasar kebijakan.
Akibatnya, daerah yang seharusnya mendapat perlindungan tetap menghadapi risiko tinggi saat hujan deras melanda.
"Perubahan iklim membuat intensitas hujan deras sulit diprediksi. Hal ini meningkatkan risiko banjir bandang dan longsor besar, terutama di wilayah dengan lereng curam dan tutupan lahan yang rentan," terang Dodik.



