Media CCTV milik Partai Komunis Tiongkok (PKT) sering menayangkan video latihan militer yang disusun secara asal-asalan untuk menampilkan kekuatan palsu. Baru-baru ini, CCTV mencoba mempromosikan latihan politik Angkatan Udara PKT dengan rekaman palsu, namun dengan cepat dipertontonkan kebodohannya oleh foto-foto autentik yang dirilis Kementerian Pertahanan Jepang.
EtIndonesia. Pada 9 Desember, pesawat pengebom PKT bersama pesawat pengebom Rusia melakukan penerbangan mengitari Kepulauan Barat Daya Jepang. Pada malam hari, CCTV merilis video berjudul “(Laporan Militer) Patroli Udara Strategis Gabungan ke-10 Antara PKT dan Rusia”. Pada 10 Desember, CCTV kembali merilis video lain berjudul “(Laporan Militer) Juru Bicara Kementerian Pertahanan Menjawab Pertanyaan Terkait Patroli Udara Strategis Gabungan Tiongkok-Rusia.”
Dalam video CCTV, adegan pertama menunjukkan dua jet tempur sedang bergerak menuju landasan pacu, dengan masing-masing sayap membawa dua rudal udara-ke-udara — totalnya empat rudal. Ini tampak seperti konfigurasi standar jet tempur PKT ketika membawa amunisi sebenarnya.
Namun, Kementerian Pertahanan Jepang pada hari yang sama juga mempublikasikan foto jet tempur J-16 PKT yang dikerahkan dalam dua gelombang, dan foto tersebut menunjukkan bahwa pada satu sisi sayap hanya tergantung satu rudal udara-ke-udara — sehingga kedua sayap membawa total dua rudal, bukan empat. Ini jelas tidak sesuai dengan video CCTV.
Perbandingan tersebut memperlihatkan bahwa CCTV kemungkinan menggunakan rekaman lama, memotong dan menempelkannya untuk menciptakan kesan yang salah, tetapi kebohongannya langsung ketahuan.
Dalam video CCTV, ada juga adegan jet tempur gelombang kedua sebelum lepas landas, bahkan diberi cuplikan close-up, menampilkan dua rudal di bawah satu sayap, dan sebuah senjata ketiga di ujung sayap yang tampak seperti rudal udara-ke-permukaan ringan ala drone.
Jika mengikuti video CCTV, jet-jet J-16 gelombang kedua seharusnya membawa total enam rudal — perbedaannya dengan foto Jepang semakin besar.
Pengamat militer Shen Zhou dalam artikelnya di Epoch Times menyatakan bahwa CCTV menggunakan foto panggung lama untuk menciptakan suasana dramatis. Namun, sebenarnya jet tempur J-16 memiliki jangkauan yang terbatas. Kali ini, karena harus menembus “rantai pulau pertama” dan memaksimalkan jarak terbang, PKT sengaja mengurangi muatan senjatanya — sehingga membuat kebohongan CCTV semakin memalukan.
Shen Zhou menegaskan bahwa yang lebih memalukan bukanlah CCTV yang memalsukan video, tetapi kenyataan bahwa Angkatan Udara PKT kembali memperlihatkan betapa terbatasnya kemampuan operasi jet tempur utamanya di wilayah rantai pulau pertama.
Bahkan rudal udara-ke-udara saja tidak bisa dibawa penuh; apalagi jika memuat rudal udara-ke-darat atau anti-kapal, kemungkinan jet itu bahkan tidak bisa menembus rantai pulau pertama. Kebocoran data latihan kali ini kemungkinan akan dipelajari secara mendalam oleh AS dan sekutunya untuk mengonfirmasi kelemahan signifikan PKT.
Shen Zhou juga menambahkan bahwa tujuan politik latihan kali ini sangat jelas: menargetkan Jepang dan berpura-pura mampu menyerang Jepang. Namun latihan tersebut tetap terlihat amatir — pesawat pengebom Tiongkok justru terbang mengikuti garis pertahanan udara Jepang, yang dalam situasi perang akan sama saja dengan misi bunuh diri. Jika PKT benar-benar ingin menyerang Jepang dengan rudal, mereka bisa meluncurkannya dari Laut Tiongkok Timur, tanpa perlu memaksakan diri terbang keluar dari Selat Miyako menuju Jepang. Aksi itu jelas bertentangan dengan logika militer dasar dan hanyalah pertunjukan politik yang berlebihan.




