Masih Aman, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Anggota Polisi yang Duduki Jabatan Sipil tak Perlu Ditarik

merahputih.com
9 jam lalu
Cover Berita

MerahPutih.com - Polemik terkait Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 114/PUU-XXIII/2025 terus menuai beragam tanggapan dari berbagai kalangan.

Salah satu isi putusan itu adalah melarang anggota Polri aktif duduk di jabatan sipil.

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Esa Unggul Jakarta, Juanda menegaskan, bahwa putusan MK tidak berlaku surut.

Putusan MK tak berlaku surut artinya putusan tidak mempengaruhi peristiwa atau keadaan yang sudah terjadi sebelum putusan itu diucapkan.

Baca juga:

Reformasi Polri Harus Menyasar Isu Pengangkatan Kapolri dan Jabatan Sipil Polisi Aktif

Juanda mengungkapkan, bahwa dalam sistem hukum ketatanegaraan Indonesia, putusan Mahkamah Konstitusi memiliki karakteristik khusus yang diatur secara tegas dalam konstitusi dan undang-undang.

Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, putusan MK bersifat final.

“Selanjutnya, Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 2011 menegaskan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat, artinya langsung berlaku sejak dibacakan dan memiliki kekuatan hukum tetap,” jelas Juanda dalam keteranganya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Minggu (14/12).

Ia menambahkan, prinsip non-retroaktif atau tidak berlaku surut juga telah diatur secara eksplisit dalam Pasal 47 UU Nomor 7 Tahun 2020 tentang Mahkamah Konstitusi.

Baca juga:

Buntut Perkap Soal Polisi Isi Jabatan Sipil, Pengamat Desak Prabowo Ganti Kapolri

“Putusan MK tidak berlaku surut. Artinya, daya ikat dan daya berlakunya hanya ke depan sejak putusan dibacakan,” tegasnya.

Ia menilai, anggapan yang menyatakan putusan MK dapat membatalkan jabatan yang telah ada sebelumnya merupakan kekeliruan besar dan bertentangan dengan prinsip dasar hukum.

“Putusan MK tidak berlaku ke belakang. Kalau itu diterapkan surut, maka akan membumihanguskan prinsip-prinsip hukum yang berlaku,” lanjut Prof. Juanda.

Juanda juga mengatakan, bahwa anggota Polri aktif masih dimungkinkan untuk menduduki jabatan tertentu di luar kepolisian, sepanjang penugasan tersebut memiliki korelasi dengan tugas kepolisian.

Baca juga:

Putusan MK Larang Polisi Isi Jabatan Sipil, Mabes Polri Tarik Perwira Tinggin yang dalam Masa Orientasi Alih Jabatan di Kementerian

“Dalam amar Putusan MK Nomor 114/PUU-XXIII/2025 sangat jelas bahwa yang dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 hanya frasa ‘atau tidak berdasarkan penugasan dari Kapolri’,” jelasnya.

Ia menyebutkan, penugasan anggota Polri aktif di luar institusi kepolisian masih memiliki dasar hukum lain, yakni UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN serta PP Nomor 11 Tahun 2017 jo. PP Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen PNS.

“Dalam peraturan perundang-undangan tersebut secara tegas diatur bahwa terdapat jabatan-jabatan tertentu yang dapat diisi oleh anggota Polri dan TNI,” katanya.

Juanda juga menekankan pentingnya memahami putusan MK secara utuh dan proporsional agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di ruang publik.

“Oleh karena itu, menilai Putusan MK ini harus dilakukan secara cermat, proporsional, dan sesuai prinsip hukum,” tutup Juanda. (knu)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Indra Sjafri Bantah Ada Perpecahan di Timnas Indonesia U22 yang Bikin Tersingkir dari SEA Games 2025
• 5 jam lalutvonenews.com
thumb
Hasil Super League 2025-2026: Malut United Hentikan Rekor Kemenangan Persib, Gol Calon Pemain Naturalisasi Bikin Maung Bandung Keok 0-2
• 8 jam lalutvonenews.com
thumb
Menhub pastikan keterlibatan RI jadi Anggota Dewan IMO efektif
• 1 jam laluantaranews.com
thumb
Miris, Bocah 6 Tahun di Gresik Dicabuli Kakek Tiri saat Bermain di Rumah Neneknya
• 7 jam lalutvonenews.com
thumb
Outlook Pertanian 2026: Antara Tantangan Nyata dan Harapan Swasembada Berkelanjutan
• 16 jam lalupantau.com
Berhasil disimpan.