JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, buku "Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global" ditulis oleh 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Buku setebal 10 jilid ini diharapkan menjadi rujukan penting dalam memahami perjalanan panjang bangsa Indonesia.
"Jadi memang (buku) ini ditulis oleh para ahlinya, yaitu sejarawan se-Indonesia. Yang tadi telah disebutkan, ada 123 penulis dari 34 perguruan tinggi se-Indonesia. Terima kasih yang sebesar-besarnya," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam peluncuran buku, di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (14/12/2025).
“Jadi ini bukan ditulis oleh saya, oleh Pak Restu, atau oleh orang Kementerian Kebudayaan. Kita memfasilitasi para sejarawan, para penulis sejarah," sambungnya.
Baca juga: Fadli Zon: Bertambah, Ada 70 Cagar Budaya Terdampak Bencana Sumatera
Fadli menegaskan, penulisan sejarah merupakan upaya penting untuk merawat memori kolektif bangsa.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=kementerian kebudayaan, sejarah indonesia, Fadli Zon, Direktorat Sejarah&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNC8xOTQ3NDUxMS8xMjMtc2VqYXJhd2FuLWRhcmktMzQta2FtcHVzLXR1bGlzLWJ1a3Utc2VqYXJhaC1pbmRvbmVzaWEtMTAtamlsaWQ=&q=123 Sejarawan dari 34 Kampus Tulis Buku Sejarah Indonesia 10 Jilid§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Menurut dia, tanpa sejarawan yang aktif menulis, bangsa Indonesia berisiko kehilangan pemahaman utuh tentang perjalanan peradabannya.
“Kalau sejarawan tidak menulis sejarah, lantas bagaimana kita merawat memori kolektif bangsa kita?" tanya Fadli.
Ia juga menyinggung dihidupkannya kembali Direktorat Sejarah di bawah Kementerian Kebudayaan setelah sebelumnya sempat ditiadakan.
Direktorat tersebut, kata Fadli, memiliki tugas utama memfasilitasi para sejarawan dalam penulisan sejarah nasional.
Baca juga: Fadli Zon Sebut Buku Sejarah Indonesia Ditulis Sejarawan, Bukan Pemerintah
“Dan Direktorat Sejarah ini, sebenarnya sudah almarhum tadi (sebelumnya). Direktorat Sejarah ini sudah tidak ada lagi," ungkapnya.
"Pas kebetulan setahun yang lalu, ketika Presiden Bapak Prabowo Subianto mendirikan Kementerian Kebudayaan, salah satu yang kita minta adalah adanya Direktorat Sejarah," tambah dia.
Berisi 10 JilidBuku ini terdiri atas 10 jilid yang mencakup perjalanan panjang Indonesia, mulai dari akar peradaban Nusantara hingga era Reformasi dan konsolidasi demokrasi pasca-1998.
Fadli mengakui, sepuluh jilid tersebut belum mampu mencakup seluruh detail sejarah Indonesia.
Namun, buku ini diharapkan menjadi ringkasan perjalanan bangsa sekaligus salah satu rujukan di tengah iklim demokrasi yang terbuka terhadap berbagai perspektif sejarah.
“Kalau sejarah kita ditulis secara lengkap mungkin harusnya 100 jilid kalau mau ditulis secara lengkap. Jadi ini adalah highlight dari perjalanan," katanya.
Baca juga: Fadli Zon Luncurkan Buku Sejarah Indonesia, Meski Sebelumnya Menuai Pro-Kontra
Ke depan, Kementerian Kebudayaan berencana melanjutkan penulisan buku-buku sejarah tematik, termasuk sejarah Majapahit, Sriwijaya, Pajajaran, serta perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Hal itu menurut Fadli, sebagai bagian dari peringatan 80 tahun Indonesia merdeka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



