MADIUN (Realita) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Pasar Murah sebagai upaya konkret pengendalian inflasi dan menjaga daya beli masyarakat. Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Minggu (14/12/2025), dan menjadi titik ke-293 pelaksanaan pasar murah Pemprov Jatim sepanjang tahun 2025.
Baca juga: Gubernur Khofifah Pimpin Misi Dagang dan Investasi di Singapura
Pasar murah tersebut dilaksanakan secara komplementer dengan program pengendalian inflasi yang dijalankan pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Timur. Berbagai komoditas kebutuhan pokok dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasar guna membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya menjelang periode peningkatan konsumsi akhir tahun.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa intervensi harga melalui pasar murah merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan.
“Beras SPHP yang di pasaran rata-rata Rp13.000 per kilogram, di pasar murah dijual Rp11.000 per kilogram. Telur ayam ras yang biasanya sekitar Rp29.000 per kilogram, di sini dijual Rp22.000 per kilogram. Sedangkan daging ayam yang di pasaran mencapai Rp36.000 per kilogram, dijual Rp30.000 per kilogram,” ujar Khofifah.
Selain itu, menurutnya komoditas gula pasir yang memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp17.800 dijual Rp14.000 per kilogram. Sementara minyak goreng premium dengan HET Rp16.800 dapat dibeli masyarakat dengan harga Rp13.000 per liter.
Khofifah juga menegaskan bahwa pasar murah tidak dimaksudkan untuk menjadi pesaing pasar tradisional. Oleh karena itu, lokasi pelaksanaan kegiatan selalu diatur agar tidak berdekatan dengan pasar rakyat.
Baca juga: 80 Tahun Pengabdian, Khofifah: Korps Marinir Jadi Garda Tangguh Penjaga Kedaulatan Laut Indonesia
“Pasar murah bukan kompetitor pasar tradisional. Ini adalah bentuk kehadiran pemerintah dalam melakukan penetrasi harga dan pengendalian inflasi, khususnya di wilayah yang membutuhkan,” terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kebutuhan bahan pokok cenderung meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, kemudian berlanjut pada Ramadan hingga Idulfitri.
"Untuk itu, sinergi antara Pemprov Jawa Timur dengan pemerintah kabupaten dan kota terus diperkuat guna menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan di seluruh daerah," ungkap Khofifah.
Tak hanya menyediakan kebutuhan pokok, pasar murah ini turut menghadirkan berbagai produk Industri Kecil Menengah (IKM) lokal. Sejumlah produk dinilai memiliki potensi untuk dikurasi lebih lanjut agar dapat dipasarkan melalui program misi dagang Pemprov Jatim, sehingga mampu menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan perekonomian pelaku usaha lokal.
Baca juga: Misi Dagang Jatim-NTT Catat Transaksi Fantastis Rp 1,882 Triliun
Salah satu warga Desa Mojopurno, Karni (58), mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah tersebut. Ia membeli beras SPHP, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan harga normal di pasaran.
“Telur di luar harganya bisa sampai Rp29.000 per kilogram, di sini hanya Rp22.000. Sangat membantu bagi kami,” ujarnya.
Karni berharap kegiatan pasar murah dapat kembali digelar secara rutin di wilayahnya agar masyarakat kecil semakin terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.yat
Editor : Redaksi




