Kementerian Kebudayaan Tetapkan 14 Desember sebagai Hari Sejarah

kompas.com
19 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kebudayaan menetapkan 14 Desember sebagai Hari Sejarah.

Penetapan ini dimaksudkan untuk menegaskan kembali pentingnya sejarah dalam membangun identitas dan menjaga memori kolektif bangsa Indonesia.

"Kita juga hari ini memperingati atau menetapkan hari sejarah sebagai bagian untuk memperkuat identitas kita, bahwa sejarah itu penting," kata Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, ditemui di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Menurut Fadli, Indonesia sudah cukup lama tidak melakukan pembaruan penulisan sejarah nasional secara komprehensif.

Baca juga: 123 Sejarawan dari 34 Kampus Tulis Buku Sejarah Indonesia 10 Jilid

Ia menilai, jeda panjang tersebut membuat banyak peristiwa penting, khususnya di era Reformasi, yang belum terdokumentasikan dengan baik.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=identitas bangsa, Fadli Zon, Hari Sejarah, memori kolektif, 14 Desember diperingati Hari Sejarah&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNC8yMDU1MzU5MS9rZW1lbnRlcmlhbi1rZWJ1ZGF5YWFuLXRldGFwa2FuLTE0LWRlc2VtYmVyLXNlYmFnYWktaGFyaS1zZWphcmFo&q=Kementerian Kebudayaan Tetapkan 14 Desember sebagai Hari Sejarah§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

“Sudah lama kita tidak menulis sejarah. Termasuk tidak mengupdate sejarah kita. Tadi seperti saya jelaskan, tahun 1975 kita membuat buku Sejarah Nasional Indonesia, tahun 1984, kemudian yang terakhir itu Indonesia dalam Arus Sejarah tahun 2012," ungkapnya.

Ia menegaskan, penulisan sejarah nasional perlu terus diperbarui seiring berkembangnya penelitian dan munculnya temuan-temuan baru, baik dari kajian sejarah maupun arkeologi.

“Selain kita menuliskan sejarah dan temuan-temuan baru, penelitian-penelitian terbaru sesuai dengan bidang sejarah dari masing-masing ahli, dari masing-masing sejarawan," jelasnya.

Fadli mengatakan, sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan rujukan penting untuk memahami perjalanan bangsa dan menjaga memori kolektif Indonesia.

Baca juga: Fadli Zon Akui Buku Sejarah Indonesia Tak Sempurna

“Kita menganggap ini menjadi salah satu acuan dalam sejarah Indonesia untuk menjaga memori kolektif bangsa kita," kata dia.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Penetapan Hari Sejarah, lanjut Fadli, menjadi bagian dari upaya memperkuat identitas bangsa dan menegaskan bahwa sejarah memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Ini bagian dari upaya kita untuk menemukan kembali identitas Indonesia. Atau menemukan kembali identitas nasional kita. Saya kira itu," tutur Fadli.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Fabio Quartararo Bawa Kabar Baik untuk Yamaha Setelah Kesulitan di MotoGP 2025: Saya Belajar...
• 17 jam lalutvonenews.com
thumb
SEA Games 2025: Datang di Detik Terakhir, Sabar/Reza Persembahkan Emas
• 19 jam lalutvrinews.com
thumb
Jember Pacu Realisasi Dapur MBG, 289 Ribu Warga Jadi Penerima Manfaat
• 1 jam laludetik.com
thumb
TNI AU Kerahkan Empat Pesawat Angkut Bawa Personel TNI AD ke Sumatera Utara
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Prabowo Minta Korban Banjir Sabar karena Pemerintah Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Lily Noor: Gunakan Tongkat Komando!
• 5 jam lalufajar.co.id
Berhasil disimpan.