FAJAR, JAKARTA — Persaingan papan atas Super League 2025/2026 memasuki fase yang kian panas dan sarat ironi. Di tengah rivalitas klasik yang tak pernah padam, Persija Jakarta dan Persib Bandung kini berada dalam posisi yang sama: berharap PSM Makassar mampu menghentikan laju Malut United FC.
Situasi ini lahir setelah Persib Bandung gagal memanfaatkan momentum untuk menekan persaingan di papan atas. Alih-alih mendekati Borneo FC dan menggusur Persija dari posisi kedua, Maung Bandung justru tumbang dengan skor 0-2 saat bertandang ke markas Malut United di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Minggu (14/12).
Kekalahan tersebut bukan sekadar hasil negatif biasa. Ia mengubah peta persaingan dan menghadirkan Malut United sebagai ancaman nyata bagi dominasi klub-klub mapan di papan atas.
Malut United, Ancaman Baru yang Tak Terduga
Malut United tampil impresif dengan kemenangan meyakinkan atas Persib. Dua gol yang dicetak Igor Inocencio (40’) dan Ciro Alves (45+3’) menjadi bukti bahwa Laskar Kie Raha bukan lagi sekadar tim pengganggu.
Kemenangan itu membawa Malut United semakin dekat dengan tiga besar. Dengan jarak poin yang kian menipis, tekanan kini bukan hanya dirasakan Persib Bandung, tetapi juga Persija Jakarta yang duduk di posisi kedua klasemen.
Malut United perlahan menjelma menjadi variabel baru dalam persaingan gelar. Mereka agresif, disiplin, dan memiliki mental tandang yang kuat—kombinasi yang membuat tim-tim besar mulai waspada.
Momentum Persib Terhenti, Persija Ikut Terancam
Bagi Persib Bandung, kekalahan di Ternate terasa sangat pahit. Sebelum laga tersebut, Maung Bandung mencatat enam kemenangan beruntun tanpa hasil imbang. Mereka datang dengan kepercayaan diri tinggi dan target jelas: menekan Persija dan memangkas jarak dengan Borneo FC di puncak klasemen.
Namun, absennya pelatih kepala Bojan Hodak di pinggir lapangan terlihat berpengaruh. Persib kesulitan mengontrol tempo, gagal memaksimalkan peluang, dan tampak rapuh saat menghadapi tekanan intens Malut United.
Hasil itu membuat Persib tetap tertahan di posisi ketiga dengan 28 poin, satu angka di bawah Persija Jakarta (29 poin). Lebih berbahaya lagi, Malut United kini hanya berjarak tiga poin dari Persib, menjadikan persaingan empat besar semakin ketat.
Bagi Persija, situasi ini juga jauh dari nyaman. Jika Malut United terus meraih poin, posisi mereka di papan atas bisa terancam dalam waktu singkat.
PSM Makassar di Persimpangan Kepentingan
Di tengah dinamika tersebut, laga PSM Makassar kontra Malut United yang akan digelar di Stadion BJ Habibie, Parepare, pada 21 Desember 2025, menjadi sangat krusial.
Secara emosional dan historis, Persija dan Persib tidak memiliki hubungan istimewa dengan PSM Makassar. Rivalitas, benturan kepentingan, hingga sejarah panas di lapangan membuat ketiga klub jarang berada dalam satu kepentingan.
Namun, klasemen memaksa logika sepak bola berbicara lebih keras dari rivalitas.
Kemenangan PSM atas Malut United akan menjadi kabar baik bagi Persija dan Persib. Tiga poin yang hilang dari Malut United akan memperlambat laju mereka di papan atas, sekaligus menjaga jarak aman bagi dua raksasa Jawa tersebut.
Mengapa PSM Makassar Penting bagi Persaingan Papan Atas
PSM Makassar dikenal sebagai tim yang sulit ditaklukkan, terutama saat bermain di kandang. Atmosfer Stadion BJ Habibie kerap menjadi faktor pembeda, dengan tekanan suporter yang mampu mengganggu konsentrasi lawan.
Selain itu, PSM memiliki pengalaman dan kedalaman skuad yang cukup untuk meredam agresivitas Malut United. Jika tampil disiplin dan efektif, Juku Eja berpeluang besar menjadi “pengadil” dalam persaingan papan atas musim ini.
Bagi Malut United, laga di Parepare adalah ujian mental. Jika mampu melewati hadangan PSM, status mereka sebagai penantang serius akan semakin sulit dibantah.
Laga Biasa yang Bernilai Enam Poin
Pertandingan PSM Makassar vs Malut United bukan sekadar soal tiga poin bagi kedua tim. Hasil laga ini memiliki efek domino bagi Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Jika Malut United menang, tekanan akan semakin besar ke dua klub besar tersebut. Sebaliknya, jika Malut United terpeleset, Persija dan Persib mendapat ruang bernapas untuk menata langkah dan kembali fokus mengejar Borneo FC.
Dalam konteks ini, PSM Makassar berada di posisi unik: bertarung untuk kepentingannya sendiri, tetapi sekaligus membawa harapan klub-klub besar lain.
Sepak Bola dan Kepentingan yang Cair
Fenomena ini menunjukkan bagaimana sepak bola modern kerap melampaui sekat rivalitas. Ketika klasemen berbicara, musuh lama bisa berada di satu barisan kepentingan.
Persija Jakarta dan Persib Bandung mungkin tak akan mengakui secara terbuka dukungan mereka. Namun secara matematis dan logis, keduanya berharap satu hal yang sama: PSM Makassar mampu menghentikan Malut United.
Super League 2025/2026 kini tak lagi sekadar soal siapa yang terkuat, tetapi siapa yang paling konsisten membaca momentum. Dan di Parepare, satu pertandingan bisa mengubah arah persaingan—bukan hanya untuk dua tim di lapangan, tetapi juga bagi mereka yang menunggu hasilnya dari kejauhan.





