PROGRAM bisyarah bagi para penghafal Alquran akan diberikan kepada seluruh santri yang melaksanakan hafalan di wilayah Jawa Tengah, tanpa memandang asal daerah atau KTP.
“Selama melakukan hafalan di Jawa Tengah, tidak memandang KTP mana, tetap dapat hadiah,” ujar Wagub Jateng, Taj Yasin Maemoen saat memberikan sambutan dalam Haflah Khotmil Alquran Madrasah Qur’anil Majid (MQM) Pondok Pesantren Assalafiyyah Al Mas’udiyyah Putri 02 dan Pondok Pesantren Blater Madinatul Qur’an ke-6, di Pondok Pesantren Blater Madinatul Qur’an, Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu (13/12).
Ia menegaskan, siapa pun yang menghafal Alquran di Jawa Tengah memiliki hak untuk mendapatkan bisyarah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Program ini diharapkan membawa keberkahan bagi jalannya pemerintahan di Jawa Tengah.
Program bisyarah penghafal Al-Qur’an telah dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui APBD. Bisyarah tersebut berupa hadiah sebesar Rp1 juta bagi penghafal 30 juz Alquran.
Selain itu, Pemprov Jawa Tengah juga menyediakan program beasiswa bagi santri untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri.
Dalam sambutannya, Gus Yasin, sapaan akrab Wakil Gubernur, menyampaikan bagaimana Al-Qur’an mampu mengantarkan umat kepada kemuliaan. Ia mencontohkan sejumlah sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan pendidikan inklusi.
Di antaranya Abdullah bin Mas’ud, yang memiliki postur tubuh kecil dan sering menjadi bahan ejekan. Namun, ia justru menjadi ulama besar dan sahabat Nabi yang disegani. Contoh lainnya adalah Abu Hurairah, yang secara intelektual tidak menonjol, namun menjadi perawi hadits terkemuka.
“Pendidikan inklusi sudah diajarkan Nabi Muhammad sejak dahulu. Hal ini kemudian diimplementasikan oleh pondok pesantren yang menjadi pelopor pendidikan inklusi. Siapa pun diterima untuk belajar Alquran, tidak hanya kalangan yang dianggap hebat,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyerahkan bisyarah kepada tujuh penghafal 30 juz Alquran. Tasyakuran juga menghadirkan 86 penghafal 30 juz bin nadzri dan 145 penghafal juz 30 bil ghoib.
Kegiatan tasyakuran ditutup dengan doa khotmil Qur’an yang dipimpin oleh KH. Mu’tashim Billah, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman.(E-2).



