DARI target awal 80 ribu koperasi desa dan kelurahan, saat ini sudah lebih dari 82 ribu koperasi Merah Putih yang berbadan hukum dan siap memasuki tahap untuk beroperasi.
Hal itu disampaikan Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, saat peletakan batu pertama pembangunan gerai, gudang, dan sarana pendukung Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di Kelurahan Sokoduwet, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (13/12).
"Tahap operasional ditandai dengan pembangunan infrastruktur fisik, mulai dari gudang logistik, gerai distribusi, hingga sarana pendukung lain," ujar Ferry.
Ferry menyebut di wilayah perkotaan seperti Pekalongan, Koperasi Merah Putih diarahkan untuk menjadi wadah pemasaran produk UMKM, distribusi kebutuhan pokok, hingga penyediaan layanan keuangan mikro yang terintegrasi secara digital.
"Pembangunan KKMP Sokoduwet menjadi bagian dari percepatan nasional yang saat ini telah memiliki sekitar 35 ribu titik lahan siap bangun di berbagai daerah," terang Ferry.
Menurut Ferry, proses pembangunan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan pemerintah daerah, BUMN, TNI, serta pendampingan dari Kementerian Koperasi, termasuk dalam aspek pelatihan SDM dan digitalisasi manajemen koperasi.
Menurut Ferry, selain penguatan fisik dan SDM, pemerintah juga menyiapkan sistem pengawasan melalui integrasi aplikasi Jaga Desa untuk meminimalkan risiko pengelolaan. "Dengan sistem tersebut, koperasi diharapkan dapat berjalan transparan dan akuntabel sejak awal operasional," pungkas Ferry.
SANGAT RELEVAN
Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, menilai kehadiran koperasi Merah Putih sangat relevan bagi karakter ekonomi kota yang didominasi sektor UMKM dan perdagangan.
"Keterbatasan lahan di wilayah perkotaan menjadi tantangan tersendiri, namun dapat diatasi melalui koordinasi lintas pihak, termasuk dengan BUMN yang memiliki aset lahan," ujar Afzan.
Afzan menegaskan seluruh koperasi Merah Putih di 27 kelurahan Kota Pekalongan telah siap beroperasi. Pihaknya juga mendorong agar koperasi dapat disinergikan dengan berbagai program strategis nasional, seperti distribusi sembako dan potensi kolaborasi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). "Tidak dengan memaksakan skema yang tidak sesuai dengan kondisi daerah," ucap Afzan
Afzan menyebut koperasi Merah Putih berpotensi menjadi solusi pemberdayaan masyarakat, terutama di tengah dinamika ekonomi dan penyesuaian sektor usaha. Koperasi diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru, menyerap tenaga lokal, serta memperkuat daya tahan ekonomi masyarakat.
"Kalau koperasi ini berjalan, UMKM terakomodasi, kebutuhan pokok terdistribusi, dan tenaga kerja lokal terserap, maka dampaknya akan langsung terasa bagi pertumbuhan ekonomi daerah," terang Afzan.
Menurut Afzan dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis kebutuhan lokal, koperasi Merah Putih di Kota Pekalongan diproyeksikan menjadi model penguatan ekonomi rakyat di wilayah perkotaan. "Sekaligus bagian dari upaya nasional mengembalikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian Indonesia," jelas Afzan.(E-2)




