DEPOK, KOMPAS.com – Di tengah ramainya lalu lintas Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Kota Depok, berdiri sebuah bangunan besar yang seolah terlepas dari laju waktu. Bekas Rumah Sakit (RS) Harapan Depok itu kini sunyi, tertutup rapat, dan dibiarkan tanpa aktivitas.
Bangunan yang dulunya menjadi salah satu pusat layanan kesehatan warga Depok tersebut tampak terbengkalai di balik pagar besi yang digembok rapat dengan rantai berkarat. Dari luar, seluruh kompleks terlihat seperti kawasan yang lama tak tersentuh perawatan.
Rumput liar tumbuh tinggi menutupi hampir seluruh permukaan tanah di halaman depan, bahkan mencapai lutut orang dewasa.
Baca juga: Tiang Retak dan Kabel Menjuntai, Jembatan Gantung Situ 7 Muara Depok Ditutup
Satu-satunya objek yang masih tampak berdiri jelas adalah tugu Cornelis Chastelein berwarna putih di tengah halaman. Namun, tulisan pada tugu tersebut sudah pudar, tertutup lumut, dan tergerus cuaca.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=indepth, cagar budaya, Sejarah depok, bangunan terbengkalai, in depth, RS Harapan Depok, sejarah RS Harapan Depok&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNS8wNjMwMDIwMS90ZXJiZW5na2FsYWktZGktdGVuZ2FoLWtvdGEtamVqYWstcGFuamFuZy1zZWphcmFoLXJzLWhhcmFwYW4tZGVwb2s=&q=Terbengkalai di Tengah Kota, Jejak Panjang Sejarah RS Harapan Depok§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Bangunan utama rumah sakit tampak ringkih. Dindingnya mengelupas, dengan bercak hitam dan kusam yang menyebar di hampir setiap sudut. Jendela-jendela terlihat gelap, sebagian tertutup rapat, sebagian lainnya terbuka sedikit seperti tertiup angin dan dibiarkan dalam waktu lama.
Tulisan “RS Harapan Depok” di bagian depan bangunan pun memudar. Beberapa hurufnya tampak nyaris terlepas dari tempatnya.
Di sisi lain, bangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) berlantai dua juga mengalami kerusakan. Cat putihnya pudar, dan retakan tampak jelas di sejumlah bagian dinding.
Kanopi panjang yang dulu menjadi jalur keluar-masuk pasien kini hanya menyisakan rangka besi berkarat. Beberapa bagiannya bahkan terlihat hampir roboh.
Di bawahnya, kursi-kursi tunggu lama—dengan busa sobek dan warna kusam—masih teronggok begitu saja, seolah ditinggalkan secara mendadak.
Baca juga: Dua Titik Longsor di Bojongsari Imbas Luapan Situ 7 Muara Depok
Bekas pintu-pintu ruang perawatan berjajar di kanan dan kiri bangunan, namun sebagian besar tak lagi dapat menutup sempurna. Jendela-jendela kecil di area tersebut menghitam oleh debu. Dari celahnya, terlihat bayangan lemari dan peralatan lama yang tampaknya sudah bertahun-tahun tidak digunakan.
Kondisi atap bangunan pun tak kalah memprihatinkan. Banyak genteng merah yang retak, bergeser, bahkan hilang. Di beberapa titik tampak lubang kecil yang memperlihatkan rangka atap di bawahnya.
Di bagian belakang bangunan, deretan perumahan yang relatif lebih baru tampak kontras dengan kondisi rumah sakit yang terbengkalai di depannya. Tidak ada petugas, tidak ada kendaraan, dan tidak terdengar suara aktivitas—hanya bunyi angin dan serangga dari balik semak-semak.
Kontras antara kesunyian di dalam pagar dan ramainya Jalan Pemuda menciptakan suasana ganjil, seolah waktu berhenti di dalam kompleks RS Harapan, sementara kehidupan kota di luar terus bergerak.
Baca juga: Situ 7 Muara Depok Meluap, Air Merendam Jalan
Sejarah RS Harapan DepokDi balik kondisi terbengkalainya, bekas RS Harapan Depok menyimpan jejak panjang sejarah Kota Depok sejak masa kolonial.
Suzanna Leandr, ahli sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), menceritakan sebelum berfungsi sebagai rumah sakit, kompleks tersebut merupakan gedung pemerintahan penting bagi komunitas Depok Lama.



