Model-model mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) yang ada saat ini cukup sukses membawa BYD Motor Indonesia berkompetisi di segmen elektrifikasi domestik. Lantas, bagaimana dengan produk hibrida mereka?
Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan mengatakan saat ini pihaknya masih berfokus pada model BEV. Menurutnya hal itu sejalan dengan misi pemerintah untuk transisi teknologi hijau.
"Sampai pada hari ini fokus BYD adalah di industri EV. Itu juga sejalan dengan visi dari pemerintah untuk energy transition lebih optimal," buka Luther ditemui di Sentul, Kabupaten Bogor pada pekan ini.
BYD memang kerap dikenal sebagai salah satu produsen BEV terkemuka di dunia. Tetapi jenama China itu juga memiliki teknologi hibrida berupa plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) yang memiliki kemampuan daya jelajah sangat jauh.
"Tapi kami juga tak menutup kemungkinan terhadap adanya teknologi transisi dan di mana teknologi yang kita miliki memang ada PHEV yaitu satu teknologi yang sebetulnya di pasar luar itu dikatakan sebagai EV," tambah Luther.
Dirinya mengaku, tak sulit untuk mendatangkan model-model hibrida atau PHEV ke dalam negeri. Luther berharap adanya keberlanjutan dukungan pemerintah terhadap teknologi elektrifikasi yang lebih luas ke depannya.
"Kami meyakinkan kepada masyarakat bahwa BYD tak berhenti sampai di sini dengan pencapaian penjualan tersebut. Bahkan dengan teknologi kita yang sangat advance ini pun kita masih akan membawa yang lebih mutakhir kembali pada tahun depan," katanya.
Mengulik sedikit, sebenarnya seperti apa teknologi PHEV yang dimiliki BYD? Mengutip laman resmi perusahaan, teknologi yang diberi nama DM-i itu menggabungkan mesin bensin, baterai berkapasitas besar, serta motor penggerak layaknya mobil listrik.
BYD mengeklaim, sistem DM-i memiliki diferensiasi dengan teknologi PHEV lain. Jika kebanyakan PHEV juga mengandalkan mesin konvensional untuk memberikan tenaga ke roda, BYD DM-i hanya menggunakan motor listrik.
Baterai yang besar memungkinkan teknologi DM-i untuk melakukan pengecasan seperti mobil listrik murni. Sehingga, kombinasi pengisian listrik dari mesin dan mengisi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) menjadi opsi menarik untuk negara dengan fasilitas pengecasan yang masih terbatas seperti di Indonesia.





