Harga minyak mentah dunia terpantau menguat pada penutupan perdagangan Jumat (12/12). Hal ini disebabkan oleh sentimen ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela yang memicu kekhawatiran pasar akan adanya potensi gangguan pada pasokan global.
Dikutip dari Reuters, Senin (15/12) harga minyak mentah Brent tercatat naik sekitar 0,5 persen menjadi USD 61,57 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 0,5 persen ke level USD 57,91 per barel.
Meskipun menguat tipis di akhir pekan, harga kedua indeks tersebut mengalami penurunan dalam sepekan sekitar 4 persen.
Adapun kenaikan harga pada akhir pekan terjadi setelah adanya kabar bahwa AS tengah bersiap untuk mencegat lebih banyak kapal tanker yang membawa minyak Venezuela. Rencana ini merupakan kelanjutan dari aksi penyitaan kapal tanker bermuatan minyak di lepas pantai Venezuela pada pekan lalu.
Meski demikian, reli harga yang didorong isu geopolitik AS-Venezuela tersebut diperkirakan hanya bersifat sementara. Para analis menyebut, pasar secara umum masih berhati-hati dan lebih fokus pada narasi kelebihan pasokan global.
CPODikutip dari laman resmi Barchart, harga CPO untuk kontrak Januari per Jumat (12/12) mengalami penurunan sebesar 1,16 persen. Dengan begitu, harga CPO berada di level MYR 4.003 per ton.
Batu BaraSementara itu, harga batu bara berjangka Newcastle justru mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Barchart, harga batu bara untuk kontrak Februari naik 0,51 persen ke level USD 107,75 per ton.
NikelHarga nikel juga mengalami pelemahan. Berdasarkan data dari London Metal Exchange, harga nikel turun 0,28 persen ke level USD 14.587 per ton.
TimahHarga timah juga mengalami penurunan sebesar 0,99 persen. Berdasarkan data dari London Metal Exchange, saat ini harga timah ada pada level USD 41.337 per ton.





