RS Harapan Depok, Saksi Sejarah Penanganan Ratusan Korban Kecelakaan Kereta Api pada 1968

kompas.com
16 jam lalu
Cover Berita

DEPOK, KOMPAS.com – Di balik hiruk-pikuk Depok sebagai kota penyangga Jakarta yang kian padat, berdiri sebuah bangunan tua yang nyaris luput dari perhatian. Halamannya dipenuhi ilalang, cat dindingnya mengelupas, dan kusen-kusen kayu yang dulu kokoh kini rapuh dimakan usia.

Sekilas, bangunan itu tampak seperti rumah tua tak terurus. Namun, di sanalah pernah berdiri RS Harapan Depok—fasilitas kesehatan pertama dan satu-satunya di Depok pada masanya, jauh sebelum puskesmas berdiri merata dan rumah sakit modern bermunculan.

Gedung tersebut bukan hanya tempat warga berobat. Ia juga menjadi saksi sejarah kelam ketika ratusan korban kecelakaan kereta api terburuk di Indonesia ditangani di sana. Dalam lintasan waktu, RS Harapan menjadi bagian penting dari perjalanan Depok sebagai sebuah kota.

Baca juga: Terbengkalai di Tengah Kota, Jejak Panjang Sejarah RS Harapan Depok

Saksi ratusan korban kecelakaan kereta api

Ahli Sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), Suzanna Leandr, menuturkan pada 1968 terjadi kecelakaan kereta api di Ratu Jaya, Depok. Saat itu, kereta listrik dari Stasiun Depok Lama bertabrakan dengan KRL yang berangkat dari Stasiun Citayam.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=indepth, in depth, sejarah RS Harapan Depok, RS Harapan Depok, Fasilitas kesehatan pertama, Tragedi kecelakaan kereta&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNS8xMDIwNTkzMS9ycy1oYXJhcGFuLWRlcG9rLXNha3NpLXNlamFyYWgtcGVuYW5nYW5hbi1yYXR1c2FuLWtvcmJhbi1rZWNlbGFrYWFu&q=RS Harapan Depok, Saksi Sejarah Penanganan Ratusan Korban Kecelakaan Kereta Api pada 1968§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Kecelakaan tersebut, kata Suzanna, menewaskan 116 orang.

"Jadi pada saat itu yang menangani paling populer kita terjadi Tabrakan kereta yang pertama di Indonesia," kata dia, Jumat (12/12/2025).

"Sampai banyak banget yang meninggal. Nah di situ yang menanganinya. Mayat-mayat bergelimpangan di bawahnya," ujar dia.

Peristiwa itulah yang membuat RS Harapan Depok dikenal luas, karena menjadi tempat penanganan para korban kecelakaan tersebut.

Baca juga: Tiang Retak dan Kabel Menjuntai, Jembatan Gantung Situ 7 Muara Depok Ditutup

Fasilitas kesehatan pertama di Depok

Suzanna menegaskan, betapa krusialnya peran RS Harapan pada masa itu. Sebelum Depok berkembang seperti sekarang, akses layanan kesehatan sangat terbatas, terutama bagi warga yang tinggal jauh dari Jakarta.

Kebutuhan akan fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau mendorong berdirinya rumah sakit ini. Pada awalnya, RS Harapan menjadi satu-satunya tempat yang bisa diandalkan warga Depok untuk mendapatkan layanan medis.

Kala itu, fasilitas kesehatan pemerintah masih minim dan puskesmas belum tersebar merata.

Hingga pada 1965, Pelayanan Kaum Awam Depok (Pelkad) bubar dan digantikan oleh Yayasan Pelayanan Kristen (Pelkris). Pada masa tersebut, pemerintah mengirim seorang dokter muda bernama John Wilhem Karundeng ke Depok.

"Pada 1968. Jadi ketika itu dokter yang dikirim oleh pemerintah ada dokter namanya Dokter John Wilhem Karundeng," kata Suzanna.

Ia menggambarkan Karundeng sebagai dokter pertama yang menetap dan mengembangkan layanan kesehatan secara serius di gedung itu.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

"Dia sebagai dokter pertama, dia istilahnya sampai bisa mendirikan rumah sakit harapan yang pertama di Depok," ujar dia.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dukung Komunitas Yahudi Pascapenembakan Bondi Beach, Israel Kirim Tim Relawan ke Sydney
• 23 jam lalubisnis.com
thumb
3 Catatan Kritis Wamentan Sudaryono untuk Holdingisasi BUMN Indonesia
• 3 jam laluidntimes.com
thumb
Catat Tanggalnya, HaiBunda Kembali Gelar Bundaversity 2025!
• 11 jam lalubeautynesia.id
thumb
Data Dukcapil: Jumlah Penduduk Jakarta Semester I 2025 Capai 11,01 Juta Jiwa
• 12 jam lalukompas.tv
thumb
Di Kuliah Umum Undip, Mentrans Ajak Anak Muda Wujudkan Kawasan Transmigrasi sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi
• 13 jam lalukompas.com
Berhasil disimpan.