FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PSM Makassar menutup paruh pertama Super League 2025/2026 dengan wajah yang jauh berbeda. Performa tim berjuluk Juku Eja itu menunjukkan tren menanjak signifikan sejak pergantian pelatih di awal Oktober lalu.
Di bawah kendali Tomas Trucha, PSM perlahan bangkit dari keterpurukan dan kembali meramaikan papan atas klasemen.
Perjalanan PSM musim ini sempat berjalan terseok-seok saat masih ditangani Bernardo Tavares. Kemenangan sulit diraih, sementara hasil imbang menjadi skenario yang berulang. Situasi bahkan sempat membawa PSM terdampar di dasar klasemen, kondisi yang jelas tidak sejalan dengan status klub tertua dan salah satu raksasa sepak bola Indonesia.
Keputusan Tavares untuk mundur menjadi titik balik. Manajemen bergerak cepat dengan menunjuk Tomas Trucha sebagai nakhoda baru. Dampaknya terasa instan.
Dalam tiga laga awal, PSM menyapu bersih kemenangan atas Dewa United, PSBS Biak, dan Persis Solo. Laju tersebut baru terhenti saat menghadapi Persebaya Surabaya pada laga tunda yang berakhir imbang.
Hasil-hasil itu mengangkat posisi PSM ke peringkat kedelapan klasemen sementara dengan koleksi 19 poin.
Catatan tersebut memperlihatkan stabilitas yang mulai terbentuk, meski belum sepenuhnya menutup keraguan publik terhadap kualitas pelatih asal Ceko tersebut.
Keraguan itu muncul karena tiga kemenangan beruntun diraih dari tim-tim yang performanya belum konsisten sepanjang putaran pertama. Dewa United memang bertabur bintang, namun belum menemukan ritme terbaik. Sementara PSBS Biak dan Persis Solo masih berkutat di papan bawah.
Ujian sesungguhnya mulai terasa ketika PSM menghadapi tim besar seperti Persebaya Surabaya, di mana Yuran Fernandes dan kawan-kawan harus puas berbagi poin.
Pengamat sepak bola, Imran Amirullah, menilai PSM saat ini berada di jalur yang positif. Menurutnya, tren peningkatan performa terlihat jelas sejak pergantian pelatih.
“PSM dari beberapa pertandingan ini menghasilkan poin, belum lagi mereka trendnya sedang naik,” katanya kepada Fajar.co.id.
Ia menyoroti pendekatan permainan yang dibawa Tomas Trucha, terutama dalam skema open play dengan penguasaan bola.
“Artinya taktikal dan filosofi yang dibawah dengan pelatih baru ini mereka pakai dengan penguasaan bola (open play),” jelasnya.
Ia menambahkan, “Ini positif selama sebelumnya berbeda dengan pelatih sebelumnya dan sekarang open play.”
Bagi mantan asisten pelatih PSM Makassar itu, perubahan gaya bermain juga berdampak pada kualitas tontonan.
“Untuk saat ini sangat bagus dan sangat puas kita menonton senang karena saling menyerang,” paparnya.
Ujian konsistensi sekaligus pembuktian Tomas Trucha akan hadir di penghujung tahun. PSM masih harus menghadapi dua laga berat sebelum kalender 2025 berakhir. Lawan yang menanti bukan sembarang tim, melainkan Malut United dan juara bertahan Persib Bandung, yang sama-sama berada di papan atas klasemen.
PSM lebih dulu menjamu Malut United pada pekan ke-15 Super League 2025/2026 di Stadion BJ Habibie, Parepare, Minggu (21/12/2025). Setelah itu, Juku Eja akan bertandang ke markas Persib Bandung dalam laga tunda di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (27/12/2025).
Dua pertandingan tersebut menjadi tolok ukur sejauh mana PSM mampu menjaga momentum positif. Sejauh ini, dalam empat laga bersama Tomas Trucha, PSM belum tersentuh kekalahan dengan catatan tiga kemenangan beruntun dan satu hasil imbang—modal penting untuk menutup tahun dengan optimisme.
(Erfyansyah/fajar)





