Abah AOS: Pemimpin Pakai Kopiah Hitam Hukumnya Haram

fajar.co.id
10 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ulama sekaligus Mursyid Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) ke-38 Pondok Pesantren Suryalaya, Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul atau yang akrab disapa Abah AOS, viral di Medsos.

Ia menyampaikan pandangan tegas terkait simbol kepemimpinan, khususnya penggunaan kopiah.

Dalam ceramahnya, Abah AOS secara blak-blakan menyebut bahwa pemimpin memiliki kewajiban moral dan simbolik untuk mengenakan kopiah merah putih.

Bahkan, ia menyatakan penggunaan kopiah hitam bagi pemimpin memiliki konsekuensi hukum tersendiri dalam pandangan spiritualnya.

“Pakai kopiah hitam, haram hukumnya. Pemimpin wajib pakai kopiah merah putih,” ujar Abah AOS dikutip pada Senin (15/12/2025).

Ia menegaskan, seorang pemimpin tidak hanya wajib mengenakan kopiah, tetapi juga harus membeli dan memakainya sebagai bagian dari identitas kebangsaan dan spiritual.

“Pemimpin wajib membeli kopiah, pakai kopiah. Gitu, karena di luarnya, Bhinneka Tungga Ika,” ucapnya.

Namun, Abah AOS juga mengoreksi pemahaman tentang semboyan kebangsaan tersebut. Baginya, makna persatuan tidak berhenti pada slogan semata.

“Apa? Bhinneka Tungga Ika, enggak itu,” katanya.

Lebih jauh, Abah AOS mengaitkan simbol kopiah dan kepemimpinan dengan lambang negara Garuda Pancasila. Ia mengajak jamaah untuk memahami filosofi yang terkandung di dalamnya.

“Makanya, Garuda Pancasila, di perut Garuda Pancasila, ada gambar,” Abah AOS menuturkan.

Ia kemudian menjelaskan bahwa simbol rantai pada lambang negara memiliki makna mendalam tentang kesinambungan dan keterhubungan.

“Gambar apa? Rantai tidak putus. Ada rantai tidak. Jangan pesawat,” katanya.

Abah AOS lantas memberikan perumpamaan sederhana untuk menegaskan pentingnya kesinambungan tersebut.

Baginya, sesuatu yang terputus tidak akan bisa berjalan sebagaimana mestinya.

“Motor putus rantai, jalan. Pikir. Apalagi mobil. Apalagi pesawat,” tandasnya.

Ia menegaskan, prinsip kesinambungan itu juga berlaku dalam ajaran agama. Abah AOS mengingatkan agar nilai-nilai spiritual tidak terputus dari generasi ke generasi.

“Apalagi ajaran agama. Tidak ditalkin. Memutuskan rantai. Talkin itu rantai tidak? Jangan putus,” kuncinya.

(Muhsin/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
TNI Kerahkan 35.477 Personel dan Puluhan Alutsista untuk Tangani Bencana di Pulau Sumatera
• 1 jam laludisway.id
thumb
Kembangkan Drone untuk Bencana, Tiga Pelajar Indonesia Raih Penghargaan Internasional
• 39 menit lalurepublika.co.id
thumb
SEA Games 2025: Hadapi Tuan Rumah, Timnas Putri Sasar Perunggu
• 1 jam lalutvrinews.com
thumb
Banding Ditolak, Nikita Mirzani Resmi Ajukan Kasasi
• 4 jam lalukumparan.com
thumb
Dituding Jadi Selingkuhan Eks Menpora, Davina Karamoy Akhirnya Buka Suara
• 7 jam laluintipseleb.com
Berhasil disimpan.