Penulis: Deriyanto
TVRINews - Kolaka, Sulawesi Tenggara
Pemda Apresiasi Kemitraan Swasta Jawab Tantangan Penumpukan Pasien BPJS.
Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh Klinik Mata Kolaka bekerja sama dengan PT. Vale Indonesia.
Program kolaboratif berupa Operasi Katarak Gratis bagi masyarakat setempat ini dinilai sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas warga.
Kegiatan bakti sosial yang mengusung tema "Kolaka Bersih, Sehat, dan Berdaya" tersebut berlangsung di Klinik Mata Kolaka.
Pelaksanaan operasi ini dianggap menunjukkan sinergi positif antara sektor swasta, penyedia layanan kesehatan, dan pemerintah daerah untuk memberikan dampak langsung terhadap kesehatan publik.
Asisten I Sekretariat Daerah Kolaka, Mirdan Athar, yang mewakili Bupati, menekankan pentingnya program ini.
"Katarak bukan sekadar persoalan medis, tetapi juga menyangkut kualitas hidup, kemandirian, serta produktivitas masyarakat," ujarnya, seraya menambahkan bahwa kegiatan tersebut adalah implementasi nyata dari prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) pada pilar sosial.
"Kegiatan ini bukan sekadar program bantuan, tetapi merupakan implementasi nyata dari prinsip environmental, social, and governance atau (esg), khususnya pada pilar social, yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat."
Sementara itu Mirdan Athar, Asisten I Setda Kolaka.menyoroti bahwa pembangunan daerah hanya akan berjalan optimal jika didukung oleh kolaborasi kuat antar berbagai pihak: pemerintah, dunia usaha, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Ia berharap, operasi katarak ini dapat membuka kembali kesempatan bagi warga untuk kembali bekerja, berkarya, dan menjalani kehidupan secara normal, serta mengharapkan program serupa dapat terus berlanjut.
Tantangan Katarak di Daerah
Sementara itu, Direktur Klinik Mata Kolaka, dr. Muh Rizal Azis, menyoroti bahwa katarak adalah penyakit yang erat kaitannya dengan pertambahan usia. Ia menjelaskan bahwa kasus katarak masih menjadi polemik besar secara global, terutama di daerah dengan fasilitas tidak memadai, kurangnya sumber daya manusia, serta tingginya angka masyarakat yang enggan menjalani operasi.
Rizal mengungkapkan tantangan layanan kesehatan di daerahnya, di mana semua pelayanan BPJS untuk penyakit katarak terpusat di rumah sakit. Hal ini, menurutnya, mengakibatkan penumpukan pasien sehingga pelayanan harus dilakukan hingga larut malam atau bahkan menjelang subuh.
Diketahui, kegiatan ini merupakan pelaksanaan yang kedua kalinya, menyusul kesuksesan program serupa pada tahun 2024. Inisiatif berkelanjutan ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang menderita katarak dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan.
Editor: Redaksi TVRINews





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5443669/original/016753100_1765708377-IMG_20251214_170805.jpg)