Bisnis.com, MEDAN – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Sumut per hari ini, Senin (15/12/2025) mencapai 355 jiwa.
Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut yang dilansir dari laman resmi Posko Darurat Bencana Sumatra Utara, jumlah korban terus bertambah seiring proses pencarian dan pembersihan yang masih berlangsung.
Korban luka-luka tercatat mencapai 2.285 jiwa dari total terdampak hampir 1,76 juta jiwa. Sementara korban hilang hingga saat ini berjumlah 84 jiwa.
Selain korban jiwa yang tinggi, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di 18 kabupaten/ kota se-Sumatra Utara juga menimbulkan kerugian materi tak sedikit, diperkirakan mencapai Rp12,3 triliun.
Dalam infografis yang dirilis BPBD Sumut, kerusakan terjadi hampir di seluruh sektor penting penggerak ekonomi mulai dari pertanian, peternakan, perkebunan, infrastruktur jalan dan jembatan, hingga UMKM.
Hingga saat ini, masih terdapat 8 kecamatan di dua kabupaten yakni Kabupaten Tapanuli Utara (3 kec.) dan Kab. Tapanuli Tengah (5 kec.) yang masih terisolasi.
Pemerintah Provinsi Sumatra Utara sendiri telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana Sumut hingga 24 Desember 2025. Sedianya, masa tanggap darurat berakhir pada 10 Desember kemarin.
Berikut rincian dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra Utara yang tercatat terjadi mulai 25 November 2025.
1. Jalan Nasional
- Kerusakan infrastruktur terjadi di 23 ruas dengan 213 titik longsor.
- Sebanyak 4 unit jembatan nasional juga terdampak.
- Total kerugian Rp814,26 miliar
2. Jalan Provinsi
- Kerusakan infrastruktur terjadi di 25 ruas dengan 117 titik longsor.
- Sebanyak 6 unit jembatan provinsi juga terdampak.
- Total kerugian Rp880,65 miliar.
3. Jalan Kabupaten/ Kota
- Kerusakan infrastruktur terjadi di 115 ruas dengan 169 titik longsor.
- Sebanyak 29 unit jembatan kabupaten/ kota juga terdampak.
- Total kerugian Rp940,55 miliar.
4. Sumber Daya Air
Infrastruktur lain terdampak bencana yakni 14 irigasi, 5 bendung, dan 30 sungai. Kerugian mencapai Rp912,46 miliar.
5. Sektor Ekonomi
- Lahan pertanian terdampak diperkirakan mencapai 42.266 hektare (ha) dengan kerugian ditaksir Rp983 miliar.
- Lahan perkebunan terdampak diperkirakan mencapai 27.865 ha dengan kerugian ditaksir Rp535,01 miliar.
- Peternakan terdampak diperkirakan mencapai 164.625 ekor, kerugian ditaksir Rp51,98 miliar
- Di lapangan usaha perikanan, nelayan tangkap terdampak mencapai 6.129 orang. Luas lahan perikanan budidaya terdampak mencapai 571,8 ha dengan kerugian ditaksir Rp105,6 miliar.
6. Sektor Perumahan
Terdapat 28.708 unit rumah warga rusak dengan estimasi kerugian Rp2,3 triliun.
7. Sektor Pendidikan
Sebanyak 361 sekolah dasar, 123 sekolah menengah pertama, dan 119 sekolah menengah atas/ sederajat yang terdampak dengan kerugian mencapai Rp550,07 miliar.
8. Sektor Kesehatan
Sebanyak 9 unit pondok bersalin desa (polindes), 19 unit puskesmas pembantu (pustu), 25 pusksesmas, dan 18 rumah sakit terdampak dengan estimasi kerugian Rp181, 83 miliar.
9. Rumah Ibadah
Tercatat ada 203 unit rumah ibadah yang terdampak dengan kerugian mencapai Rp19,5 miliar.
10. UMKM
Diperkirakan ada 79.214 unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak dengan estimasi kerugian Rp1,47 triliun.
11. Pasar
Total kerugian di pasar diperkirakan Rp20,39 miliar.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5437107/original/065785100_1765202658-1.jpg)



