FAJAR, ALAVES—Kemenangan 2-1 Real Madrid atas Alaves tidak banyak meredakan rasa frustrasi yang semakin meningkat seputar Vinicius Junior.
Sekali lagi, pemain sayap Brasil itu mendapati dirinya berada di tengah kontroversi wasit, yang telah membangkitkan kembali kemarahan internal dan memperkuat perasaan bahwa mungkin ada sesuatu yang lebih dalam yang terjadi.
Momen penentu terjadi di akhir pertandingan ketika Vinicius menerobos masuk ke area penalti dan terjatuh setelah kontak dari pemain Alaves.
Pendukung Real Madrid menuntut penalti, sementara tim tuan rumah merespons dengan intensitas yang sama, meminta kartu kuning kedua dan menuduh penyerang tersebut melakukan diving.
Setelah jeda singkat, wasit melanjutkan permainan, menilai bahwa tidak ada pelanggaran.
VAR tidak dipanggil untuk campur tangan, dan keputusan tetap berlaku. Secara sepintas, itu hanyalah keputusan subjektif lain dalam pertandingan yang berlangsung cepat.
Sekarang, menurut informasi yang dikumpulkan oleh SPORT, orang-orang terdekat Vinicius percaya bahwa masalah ini jauh melampaui satu keputusan saja.
Bahkan, ada keyakinan yang berkembang bahwa pemain Brasil itu dihukum karena reputasinya, bukan karena tindakannya sendiri.
Di dalam lingkaran terdekatnya, ada keyakinan kuat bahwa kontroversi, konfrontasi, dan sifatnya yang blak-blakan di masa lalu telah merusak citranya di mata wasit.
Mereka yakin bahwa jika tindakan yang sama melibatkan pemain Real Madrid lain, atau penyerang dari klub yang berbeda, hasilnya kemungkinan akan berbeda.
Dikatakan bahwa perasaan “penganiayaan” di sekitar Vinicius kini telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Dikutip dari Madrid Universal, menurut orang-orang terdekat sang pemain, ada interpretasi bahwa wasit telah diinstruksikan secara halus untuk menunjukkan nol toleransi terhadapnya.
Ini termasuk kontak ringan di dalam kotak penalti, duel berulang dengan bek, dan momen-momen di mana keterlibatan VAR biasanya diharapkan.
Terlepas apakah persepsi ini beralasan atau tidak, hal itu menjadi beban psikologis bagi sang pemain.
Vinicius tetap menjadi penentu di lapangan, tetapi insiden-insiden yang berulang ini berisiko menutupi permainannya. (amr)





