Rio (20), Anak dari Kepala Lingkungan di Sunggal, Medan, Sumatera Utara (Sumut), tewas ditikam oleh seorang pria bernama Arif. Motif pembunuhan diduga pelaku tak terima saat ditegur karena tak bayar naik ojek.
Penikaman tersebut terjadi pada hari Rabu (10/12) sekitar pukul 23.30 WIB, bermula Rio dengan Arif cekcok di Gang Mushola, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal.
Adik korban, Egy Prayoga Lesmana (19), mengatakan bahwa saat itu ia dengan abang beserta temannya sedang berada di pinggiran sungai untuk mengecek kondisi debit air. Karena di kampungnya sering terkena banjir.
"Melihat kondisi sungai," kata Egy saat ditemui di kediamannya, Senin (15/12).
Egy menjelaskan bahwa ia mendengar suara teriakan abangnya di Gang Mushola. Ia mengatakan, ia melihat abangnya sedang berkelahi dengan pelaku.
"Satu lawan satu. Saya melihat ada besi, saya mau bantu abang saya tapi ditahan warga. Abang megang besi, pelaku megang senjata tajam berbentuk kris," ujar Egy.
Sementara itu, saksi mata, bernama Orita (49), mengatakan bahwa sebelum mereka berkelahi, sempat terjadi cekcok sebelumnya.
"Rio bertiga mereka (adik dan temannya) ke bawah sungai. Ini yang saya dengar ya. Dilihat mereka pelaku, disuruh pergi. Mungkin pelaku ini ngeyel, namanya anak muda kan emosi. Dengarlah adiknya dari bawah 'siapa ini yang berantem nih?' ternyata abangnya. Itulah kami lihat dia di bawah minta tolong 'saya ditikam'," ucap Orita.
"Kami tanya 'Kenapa, Rio?' aku ditikam Arif, Bu gitu. Jadi saya panggil bapaknya. Kemudian saya balik ke situ (TKP), saya lihat (Rio) jatuh, darahnya sudah banyak lah," sambung Orita.
Orita mengatakan, Rio langsung dibawa ke Rumah Sakit Bina Kasih, namun nyawanya tidak tertolong.
"Korban dibawa ke Rumah Sakit Bina Kasih," katanya.
Orita mengatakan, Rio sempat menegur pelaku Arif karena tidak membayar uang untuk naik ojek online dan menipu orang tua yang bekerja sebagai tukang becak.
"Kata Rio 'Bang, jangan kayak gitu. Bayarlah, kasihan orang tua' dari situlah mulai cekcoknya," ucap Orita.
Orita menuturkan, Rio pernah menegur pelaku untuk tidak membuat kericuhan di lingkungannya.
"Sanalah, jangan ke mari. Jangan bikin rusuh di kampung ini. Kan bapakku Kepling (Kepala Lingkungan), hargai (kata Rio)," imbuh Orita.
Kepala Lingkungan 11, Iwan Lesmana mengatakan bahwa saat kejadian pembunuhan tersebut ia dalam kondisi tidur. Kemudian, Iwan terbangun ketika tetangganya Orita datang menemuinya.
"Pas tetangga saya (Orita) ini bilang kepung si Arif. Di situ saya langsung bangun dan bereaksi. Langsung saya ke jalan sama warga ngejar pelaku," ucap Iwan.
Iwan menyebutkan, pelaku sempat ingin melarikan diri, tetapi berhasil diamankan dan dibawa ke Polsek Sunggal.
"Dia mau melarikan diri, cuma ojolnya (ojek online) belum datang. Jadi dia sambil membersihkan darah lah dari tangannya itu. Di situ saya langsung menangkap dia," ucap Iwan.
"Sempat di-massa warga. Di situ saya takut jadinya langsung saya antar ke Polsek Sunggal," sambungnya.
Pelaku Sosok ProblematikIwan menjelaskan bahwa pelaku memang sering membuat kerusuhan di kampungnya.
"Kalau sosok pelakunya dibilang seperti preman lah. Suka mengambil HP orang, mencuri, segala macam lah, bahkan mencuri sepeda motor gitu," katanya.
"Banyak laporan yang masuk ke saya. Cuma belum ada yang berani ngelapor (polisi) gitu," lanjutnya.
Iwan menceritakan keseharian anak pertamanya dari empat bersaudara itu, Rio sering ikut bekerja bantu ayahnya mengangkat kayu dan memotong pohon.
"Kesehariannya ya, kalaupun saya ada job motong pohon. Dia ngikut gitu, angkat kayu. Kalau ada job sampingan, ikut," ucap Iwan.
Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat membenarkan peristiwa pembunuhan tersebut dan pelaku sudah diamankan.
"Iya (benar), sudah diamankan," kata Bambang saat dihubungi, Senin (15/12).
Bambang mengatakan pihak kepolisian masih mendalami terkait motif pelaku.
"Didalami (motifnya)," ucap Bambang.
Bambang menambahkan belum ada informasi terkait apakah pelaku sudah sering masuk keluar penjara.
"Belum ada informasi. Informasi saat ini kita tahan," pungkasnya





