Gelaran wayang kulit semalam suntuk yang diselenggarakan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di halaman Gedung DPRD DIY, Sabtu malam (13/12), dipadati masyarakat hingga dini hari. Pagelaran ini menjadi ruang refleksi menyambut Tahun Baru sekaligus penguatan nilai kepahlawanan, kebangsaan, dan Pancasila melalui seni budaya.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon Kangsa Adu Jago menghadirkan dalang Ki Geter Pamuji Widodo dan disaksikan oleh anggota DPRD DIY, perwakilan pemerintah daerah, budayawan, tokoh masyarakat, serta masyarakat umum yang bertahan menyaksikan pertunjukan hingga menjelang pagi.
Kegiatan dibuka secara simbolis oleh Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, melalui penyerahan tokoh wayang Bratasena kepada dalang sebagai tanda dimulainya pagelaran.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit merupakan sarana edukasi yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat.
“Pagelaran wayang ini mengandung pesan penting tentang perjuangan menjaga kemerdekaan, perdamaian, dan ketertiban dunia,” ujar Eko Suwanto.
Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi momentum refleksi bersama untuk terus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, terutama dalam menyambut tahun yang baru.
“Momentum ini mengingatkan kita untuk terus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tambahnya.
Eko menegaskan bahwa lakon Kangsa Adu Jago sarat dengan nilai kepahlawanan dan keteladanan, khususnya dalam menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi.
“Dalam setiap lakon wayang, kejahatan tidak pernah menang. Kebenaran pada akhirnya akan selalu berjaya,” tegas Eko Suwanto.
Menurutnya, DPRD DIY berharap seni tradisi dapat terus menjadi medium penyampai pesan moral dan kebangsaan yang membumi, sekaligus memperkuat pelestarian budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.





