Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia direncanakan akan menandatangani perjanjian dagang atau free trade agreement (FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) di EAEU Summit, St. Petersburg, Rusia pada 20 Desember atau 21 Desember 2025.
Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso usai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich dalam acara Strategic Forum Indonesia-EAEU FTA di Jakarta pada hari ini, Senin (15/12/2025).
“Saya kira kita akan mempunyai banyak peluang pasar di negara-negara EAEU, apakah itu Armenia, Rusia, Belarusia, Kyrgyzstan, dan Kazakhstan, dengan potensi pasar yang cukup besar yaitu 179,8 juta jiwa,” kata Budi.
Lebih lanjut, Mendag mengaku telah berbincang dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia bahwa negara tersebut tertarik untuk memasarkan produk atau berinvestasi di Tanah Air.
Menurutnya, hal ini selaras dengan banyaknya potensi perdagangan Indonesia dengan negara-negara Eurasia. Pada 2024, ekspor Indonesia ke EAEU disebutnya mencapai US$1,9 miliar, dengan total perdagangan sebesar US$4,5 miliar.
“Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan total perdagangan Indonesia–EAEU tercatat sebesar 21,45%,” imbuhnya.
Baca Juga
- RI Segera Teken Perjanjian Dagang dengan Tunisia Januari 2026
- Industri Lokal Teriak Perjanjian Dagang Antarnegara Bikin RI Rugi
- Perluas Pasar Ekspor RI, Kemendag Dorong Perjanjian Dagang di Asia
Budi kemudian bahwa implementasi perjanjian yang dicanangkan berlangsung mulai awal tahun depan tersebut dapat mendorong nilai total perdagangan (total trade) meningkat hingga dua kali lipat.
Oleh karenanya, pihaknya mendorong agar perjanjian dagang ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya termasuk oleh dunia usaha.
“Kita ingin perdagangan internasional yang non-diskriminatif, yang adil. Jadi saya pikir kita terus banyak partner, salah satunya yang terakhir ini adalah dengan EAEU, dengan harapan pertumbuhan ekspor kita terus meningkat dan ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi 8%,” ujarnya.
Dalam perkembangan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev resmi menandatangani perjanjian perdagangan bebas secara substantif antara Indonesia-Eurasia pada Juni lalu.
Kemenko Perekonomian meyakini bahwa perjanjian itu membuka peluang ekspor baru bagi Indonesia, khususnya untuk komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, dan mentega kakao.
Di sisi lain, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor dari EAEU untuk sejumlah komoditas strategis, antara lain gandum, fosfat, batu bara, dan bahan baku pupuk kimia serta besi setengah jadi.




