Pantau - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menargetkan penurunan angka kemiskinan ekstrem nasional menjadi 4,5 persen pada tahun 2029, dari angka saat ini yang masih berada di level 8,47 persen.
Wakil Kepala BP Taskin, Iwan Sumule, menyatakan bahwa target ini realistis apabila program pengentasan kemiskinan dilakukan secara konsisten setiap tahun.
"Kalau program pengentasan kemiskinan dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten, maka penurunan angka kemiskinan itu tiap tahun itu bisa kita lakukan itu satu persen setiap tahunnya," ungkapnya.
Intervensi Awal di Kabupaten TangerangSebagai langkah konkret, BP Taskin meluncurkan Program Sinergi Percepatan Pengentasan Kemiskinan (SiTaskin) di Kabupaten Tangerang untuk mengintervensi langsung wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
Berdasarkan survei pada Maret 2025, sekitar 260 ribu warga Kabupaten Tangerang tercatat hidup di bawah garis kemiskinan.
"Berdasarkan survei Maret 2025 angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang itu 260-an ribu jiwa yang berada dalam kluster kemiskinan," jelas Iwan Sumule.
Ia menambahkan bahwa tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut disebabkan oleh urbanisasi yang sangat masif.
Program Terpadu dan BerkelanjutanProgram SiTaskin merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 163 Tahun 2024 yang bertujuan menciptakan pengentasan kemiskinan yang inklusif dan berkelanjutan.
Program ini mengintegrasikan berbagai agenda pengentasan kemiskinan dari kementerian dan lembaga, agar bantuan sosial dan program perlindungan dapat lebih tepat sasaran.
"Ini program awal untuk memastikan bahwa bantuan dan perlindungan sosial itu sampai dan tepat sasaran," ujarnya.
Sebagai bagian dari program ini, BP Taskin telah mendistribusikan 15 ribu benih ikan kepada masyarakat kurang mampu.
Distribusi benih ikan ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat miskin secara langsung.
"Karena Presiden itu mengamanatkan program-program ini betul-betul harus sampai. Salah satu yang dipilih adalah Kabupaten Tangerang," ia menjelaskan.
