Yen Unggul dari Mata Uang G10 Seiring Prospek Kenaikan Suku Bunga BOJ

bisnis.com
16 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang yen Jepang tampil unggul di antara mata uang negara-negara Kelompok 10 (G10) pada perdagangan Senin (15/12/2025). Terdapat peningkatan spekulasi bahwa Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) akan menaikkan suku bunga dalam rapat kebijakan akhir pekan ini. 

Berdasarkan data Bloomberg, yen Jepang menguat 0,4% ke level 155,15 per dolar AS pada pukul 17.38 waktu Tokyo.

Adapun, survei bisnis kuartalan Tankan yang dirilis BOJ hari ini menunjukkan bahwa kepercayaan produsen besar Jepang meningkat ke level tertinggi dalam empat tahun. Realisasi itu memperkuat ekspektasi terhadap langkah pengetatan kebijakan oleh bank sentral.

Meski seluruh 50 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya bulan ini, sebagian pelaku pasar masih bertaruh pada pelemahan yen.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });
Baca Juga : Hubungan Makin Tegang, China Akan Jemput 2 Panda Terakhir di Jepang

Hal itu mengingat imbal hasil obligasi Jepang yang diperkirakan tetap jauh lebih rendah dibandingkan imbal hasil AS, bahkan setelah potensi kenaikan suku bunga oleh BOJ. Investor kini mencermati potensi Gubernur BOJ Kazuo Ueda akan memberikan petunjuk mengenai jalur kenaikan suku bunga selanjutnya, yang dapat menentukan arah pergerakan yen.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara sebelumnya menyampaikan bahwa rincian kebijakan moneter seharusnya diserahkan sepenuhnya kepada BOJ.

David Forrester, analis senior di Credit Agricole CIB, melihat komentar Kihara itu telah mendorong naik ekspektasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan setelah kenaikan yang diperkirakan terjadi pekan ini. Belum lagi, investor juga mengapresiasi hasil rilis Tankan yang menunjukkan ekonomi Negeri Sakura yang solid.

 Pemimpin Tim MLIV Asia Garfield Reynolds menambahkan bahwa kenaikan suku bunga BOJ pekan ini akan menjadi yang pertama sejak Januari.

"Meski sangat mungkin Gubernur Ueda tidak akan menunggu 11 bulan lagi sebelum kenaikan berikutnya, data ekonomi Jepang saat ini belum cukup kuat untuk mendorong rangkaian pengetatan kebijakan yang agresif," ujar Reynolds.

Dalam konteks tersebut, lanjut Reynolds, pasangan USD/JPY akan berada pada posisi yang cukup kuat untuk kembali menguat, mengingat masih lebarnya kesenjangan suku bunga antara kedua negara serta kenaikan signifikan imbal hasil AS belakangan ini.

Sebelumnya dilaporkan pekan lalu bahwa para pejabat BOJ menilai suku bunga kemungkinan akan naik melampaui 0,75% sebelum siklus kenaikan berakhir. Seorang mantan direktur eksekutif BOJ juga menyatakan bahwa bank sentral berpotensi menaikkan suku bunga hingga empat kali sampai 2027.

BOJ juga merilis laporan mengenai sikap perusahaan terhadap pertumbuhan upah untuk tahun fiskal 2026. Sebagian besar laporan dari kantor pusat dan cabang BOJ menyebutkan bahwa dunia usaha memperkirakan kenaikan upah dengan laju yang kurang lebih sama seperti tahun sebelumnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pemdes Kalijaga Timur Bagikan 1.000 Bibit Cabai Dukung Ketahanan Pangan
• 20 jam lalutvrinews.com
thumb
Bukan Janji Manis Penegakan Hukum
• 3 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Delapan Tahun Berturut-turut, Kemkomdigi Kembali Raih Predikat Informatif
• 3 jam laludisway.id
thumb
Kerugian Kecil, Pemprov DKI Tanggung Renovasi Pasar Induk Kramat Jati
• 4 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Setiap SPPG Harus Berikan Pendidikan Gizi ke Sekolah-Sekolah
• 4 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.