Situs Gunung Padang Dipugar Bertahap

kompas.id
11 jam lalu
Cover Berita

CIANJUR, KOMPAS - Pemugaran situs megalitikum Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan dilakukan secara bertahap. Setelah batu-batu di permukaan direkonstruksi, sisi samping teras cagar budaya nasional itu akan diperkuat untuk mencegah longsor.

Ketua Tim Kajian dan Pemugaran Situs Gunung Padang, Ali Akbar, mengatakan, situs tersebut cukup kompleks sehingga membutuhkan berbagai kajian mendalam. Tidak hanya kajian batu-batu di permukaan, tetapi juga di bawah tanah untuk mengungkap lapisan budayanya.

“Kajian itu harus dilanjutkan dengan pemugaran. Untuk tahap sekarang, lebih ke penegakan batu-batu. Jadi, yang sudah diyakini lewat foto-foto lama dan hasil wawancara dengan masyarakat bahwa batu tersebut pernah tegak, itu yang direkonstruksi," ujarnya dalam Pencanangan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Senin (15/12/2025).

Salah satu batu yang direkonstruksi berupa menhir yang terletak di teras lima. Semula batu itu rebah di tanah. Batu tersebut tidak ditegakkan 90 derajat, tetapi agak condong ke salah satu sisinya yang disesuaikan dengan foto lama.

Situs Gunung Padang merupakan punden berundak yang tersusun dari balok-balok batu berukuran panjang. Situs ini terdiri dari lima teras yang disusun bertingkat. Diperkirakan terdapat beberapa lapisan budaya di sana.

Baca JugaPenelitian Gunung Padang Akan Dilanjutkan

Ali mengatakan, lapisan budaya yang paling muda berumur sekitar 500 tahun sebelum masehi. Sementara lapisan di bawahnya berusia sekitar 6.000 tahun sebelum masehi. Diperkirakan masih terdapat lapisan budaya dengan usia yang lebih tua.

Salah satu misteri yang belum terungkap dalam temuan terbaru di situs itu adalah simbol-simbol pada beberapa batu di permukaan. Bentuknya beragam, mulai dari goresan berupa garis-garis tertentu hingga berbentuk lubang. Para arkeolog belum dapat menyimpulkan makna simbol tersebut.

“Ini membuat kami bingung. Oleh sebab itu, para ahli simbol atau yang jago (ahli) huruf, termasuk yang ahli AI (akal imitasi/kecerdasan buatan), silakan tafsirkan apa makna simbol yang ada di Situs Gunung Padang," jelasnya.

Menurut Ali, penelitian di situs tersebut perlu terus dikembangkan. Selain untuk mengungkap lapisan budayanya, juga mengungkap pengaruh peradaban di sana terhadap dunia luas.

Salah satu batu yang direkonstruksi berupa menhir yang terletak di teras lima. Semula batu itu rebah di tanah. Batu tersebut tidak ditegakkan 90 derajat, tetapi agak condong ke salah satu sisinya yang disesuaikan dengan foto lama.

“Berikutnya akan dilakukan studi banding ke berbagai negara. Sebab, di Indonesia, situs ini bisa dikatakan tidak ada pembandingnya. Nanti akan ada studi banding dengan Situs Machu Picchu di Peru dan di beberapa situs lainnya,” ucapnya.

Machu Picchu merupakan situs reruntuhan kota kuno peninggalan peradaban Inca. Letaknya berada di punggung bukit dengan arsitektur batu yang menakjubkan. Kawasan ini terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Cegah longsor

Lereng di kedua sisi Situs Gunung Padang cukup curam. Oleh karenanya, salah satu fokus pemugaran adalah memperkuat sisi tersebut agar tidak rawan longsor. Hal ini dibutuhkan untuk mendukung penelitian lanjutan di masa depan.

“Pemugaran berikutnya lebih ke penguatan teras samping. Jadi, prioritas utama situs ini adalah memperpanjang usianya supaya tidak longsor atau rubuh. Setelah itu baru bisa melakukan kajian lebih lanjut,” katanya.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan, mengatakan, pemugaran Situs Gunung Padang dilakukan lewat kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan swasta. Skema serupa juga diterapkan terhadap sejumlah cagar budaya lainnya.

“Kekuatan kita, khususnya filantropis yang punya ketertarikan di bidang cagar budaya itu cukup banyak. Namun, selama ini belum kita optimalkan,” ujarnya.

Baca JugaLibatkan Warga Menjaga Warisan Budaya

Restu menambahkan, pemugaran situs tersebut merupakan komitmen pihaknya dalam melestarikan cagar budaya. Hal ini sekaligus mengungkap jejak peradaban di Nusantara sebagai salah satu yang tertua di dunia.

“Khusus Gunung Padang ini, kan, salah satu model piramida, kalau di Indonesia disebut punden berundak. Usianya cukup tua berdasarkan berbagai riset dan penelitian arkeologi. Ini perlu kita perkuat,” ucapnya.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan, pemugaran Situs Gunung Padang diperlukan untuk mengungkap peradaban masa lalu. Menurut dia, leluhur Nusantara memiliki peradaban tinggi dengan berbagai teknologi di zamannya.

“Problem kita adalah selalu meninggalkan yang digariskan leluhur, baik itu teknologi maupun sosiologis. Hari ini kita bertekad rekonstruksi Gunung Padang bisa diwujudkan. Kita tidak lagi bicara kewenangan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Seluruhnya adalah hak dan kewajiban kita untuk memeliharanya,” tuturnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
PMI Jaksel terima donasi Rp533 juta untuk bantuan Aceh-Sumatera
• 10 jam laluantaranews.com
thumb
Menkeu Purbaya Pastikan Ada Diskon Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
• 16 jam lalukompas.com
thumb
TNI Sita 13 Senjata Api dari Markas KKB Yahukimo dalam Operasi Gabungan di Papua
• 5 jam lalupantau.com
thumb
Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati Bersumber dari Toko Plastik, Saksi: Cepat Banget Merembetnya
• 21 jam lalurepublika.co.id
thumb
Untung Budiharto Diangkat Jadi Direktur Utama Antam (ANTM)
• 13 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.