Kisah Ibu dan Bayi di Cirebon Sepekan Bertahan di Rumah yang Terendam Banjir

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Air setinggi sekitar 30 sentimeter masih menggenang tepat di bawah ranjang tempat seorang bayi terlelap tidur. Di kamar sempit itu, Megawati (28) memilih bertahan bersama bayinya yang baru berusia sepekan, meski rumah mereka di Blok 2 Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, masih dikepung banjir, Senin (15/12).

‎‎Bayi tersebut baru pulang ke rumah pada Sabtu (13/12), atau sehari sebelum banjir meluas dan merendam kawasan permukiman. Hari-hari pertama kehidupannya pun harus dijalani di rumah yang tergenang air.

‎‎Megawati mengaku tak menyangka banjir akan bertahan lama. Ia memilih tetap di rumah karena kondisi fisiknya yang belum pulih usai melahirkan melalui operasi sesar.

‎‎“Dikira besok pagi surut. Kata orang tadi pagi juga surut. Jadi males keluarnya,” ujar Megawati di rumahnya. Senin (15/12/2025).

‎‎Ia mengatakan, rasa sakit di bagian perut membuatnya sulit bergerak dan enggan mengungsi.‎

‎“Iya, perutnya masih sakit. Jadinya ya sudah, di sini aja, di kamar aja,” ucapnya lirih.

‎‎Megawati baru menjalani operasi sesar sepekan lalu. Proses persalinan tersebut dilakukan karena ia memiliki riwayat penyakit paru-paru yang kerap menyebabkan sesak napas.

‎‎“Lahirannya hari Senin. Sesar karena saya ada penyakit paru-paru, suka sesak napas, jadi terpaksa sesar,” jelasnya.

‎‎Usai menjalani perawatan, Megawati diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada Rabu (11/12). Sementara bayinya baru menyusul pulang ke rumah pada Sabtu.

‎‎“Ibunya dulu yang pulang, terus dedeknya. Dedeknya baru pulang hari Sabtu,” katanya.

‎‎Meski rumahnya masih tergenang banjir, Megawati mengaku belum melapor atau meminta bantuan ke pihak desa. Ia hanya berharap kebutuhan dasar bayinya bisa terpenuhi.

‎‎“Belum (lapor ke desa). Kalau kebutuhan ya susu formula,” ujarnya singkat.

‎‎Saat ditanya kesediaannya untuk dievakuasi, Megawati mengaku tak keberatan jika ada bantuan dari petugas.

‎‎“Mau aja,” ucapnya.

‎‎Megawati tinggal bersama suaminya, Mukarom (31), dan anaknya di rumah yang kondisinya jauh dari kata layak huni.

‎‎Di beberapa sudut, tembok rumah tampak mengelupas, sementara bagian atap terlihat menganga. Bangunan itu hanya terdiri dari dua ruangan di bagian depan dan satu dapur di belakang.

‎‎Kondisi dapur menjadi bagian paling memprihatinkan. Perabotan nyaris tak terlihat, sementara ember, pakaian kotor, dan barang-barang lain bercampur dengan genangan air yang belum surut.

‎‎Saat petugas gabungan dari BPBD, Tagana, TNI-Polri, serta unsur Forkopimcam Panguragan mendatangi rumah Megawati, ibu dan bayinya tengah tertidur di kamar. Air masih menggenang tepat di bawah ranjang tempat bayi itu beristirahat.

‎‎Air Masuk Kelas, SDN Panguragan Kulon Hentikan KBM

‎‎Tak hanya permukiman warga, banjir yang belum surut juga melumpuhkan aktivitas pendidikan. SD Negeri 3 Panguragan Kulon terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar karena air masuk hingga ke ruang kelas.

‎‎Kepala SDN 3 Panguragan Kulon, Kasan Sudali, mengatakan banjir kali ini menjadi yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.‎

‎“Dampaknya ini sangat signifikan. Satu, kegiatan belajar tidak jalan. Yang kedua, lingkungannya yang sudah tertata dirusak semua,” ujarnya.

‎‎Menurut Kasan, genangan air di sekolah mencapai sekitar 70 sentimeter dan merendam hampir seluruh area sekolah.

‎‎“Tahun ini sampai masuk ke dalam. Akibatnya, seluruh siswa terpaksa diliburkan," ucapnya.

‎‎“Kalau begini anak-anak sudah renang, bukan mau belajar,” sambungnya sambil senyum.

Ribuan Warga di 22 Desa Rumahnya Terendam Banjir

Sementara itu, Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan, menyebut banjir di wilayah Panguragan dan sekitarnya masih cukup tinggi hingga hari kedua.

‎‎“Penyebabnya curah hujan yang cukup tinggi dan kondisi air laut juga sedang naik, jadi ada perlambatan air untuk keluar,” jelasnya.

‎‎BPBD juga menduga adanya pendangkalan di muara sungai yang memperlambat surutnya banjir.

‎‎“Kami memperkirakan ada pendangkalan di dekat muara. Makanya akan diusulkan pengerukan,” kata Faozan.

‎‎Petugas gabungan masih berjaga di sejumlah titik terdampak untuk memastikan keamanan warga, sembari menunggu genangan air benar-benar surut.

‎‎BPBD Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 6.530 warga dari 1.843 kepala keluarga terdampak banjir di 22 desa dan kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan sepanjang 13–14 Desember 2025.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Urai Macet Nataru, Pemerintah Beri Diskon Kereta 30 Persen, Pesawat 14 Persen
• 11 jam lalukumparan.com
thumb
Panggilan Shalat Penuh Berkah, Jawablah Adzan dengan Membaca Doa Sederhana ini
• 3 jam lalutvonenews.com
thumb
PIK2 Siap Hadirkan Keseruan Sambut Natal dan Tahun Baru
• 15 jam lalufajar.co.id
thumb
Aceh Surati Dua Lembaga PBB Minta Bantuan Pascabanjir Bandang-Longsor
• 13 jam lalufajar.co.id
thumb
Gugat Cerai Ridwan Kamil, Unggahan Terakhir Atalia Praratya Jadi Sorotan Warganet
• 10 jam laluintipseleb.com
Berhasil disimpan.