Palembang Disiapkan Jadi Hub Ekspor Komoditas Perkebunan, Barantin Pastikan Distribusi Lebih Efisien

pantau.com
16 jam lalu
Cover Berita

Pantau - Badan Karantina Indonesia (Barantin) menyiapkan Kota Palembang, Sumatera Selatan, sebagai pusat atau hub ekspor komoditas perkebunan dari wilayah tersebut, guna mempercepat distribusi dan menekan biaya logistik.

Selama ini, komoditas perkebunan seperti kopi dari Sumatera Selatan tercatat diekspor melalui Provinsi Lampung, sehingga tidak tercatat sebagai ekspor dari daerah asal.

"Berdasarkan data komoditas perkebunan Sumsel seperti kopi tercatat diekspor melalui Lampung. Dengan menjadikan Palembang sebagai hub, bisa tercatat sebagai ekspor daerah ini," ungkap Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, seusai peluncuran aplikasi Go Ekspor di Palembang pada hari Senin.

Dengan menjadikan Palembang sebagai pusat ekspor, sistem ketelusuran akan dioptimalkan untuk memastikan asal usul komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan produk wajib karantina lainnya.

"Palembang memungkinkan menjadi hub ekspor karena memiliki banyak komoditas unggulan dan didukung infrastruktur pelabuhan yang memadai," ia mengungkapkan.

Ekspor Langsung dari Pelabuhan Boom Baru Sudah Dimulai

Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel, Sri Endah Ekandari, menyebutkan bahwa pihaknya telah memfasilitasi ekspor langsung sejumlah komoditas dari Pelabuhan Boom Baru Palembang sejak tahun 2025.

"Kami telah memfasilitasi ekspor kopi dari Kabupaten Lahat dan Muara Enim, serta minyak kelapa mentah (CNO) dari Kabupaten Banyuasin ke Malaysia, serta serat nanas asal Kota Prabumulih ke Spanyol," ungkapnya.

BKHIT Sumsel berperan penting dalam memastikan produk ekspor memenuhi standar keamanan dari mikroorganisme pengganggu tumbuhan serta persyaratan teknis negara tujuan.

Tindakan karantina dilakukan secara ketat, mencakup pemeriksaan fisik, ketelusuran asal-usul komoditas, pengujian laboratorium, dan penerbitan sertifikat fitosanitari.

Fitosanitari adalah serangkaian tindakan karantina tumbuhan yang dilakukan sebelum mengekspor komoditas pertanian dan perkebunan.

"Dengan melalui pendampingan tim BKHIT Sumsel, diharapkan produk yang akan diekspor itu benar-benar memenuhi standar dan persyaratan, sehingga ketika sampai di negara tujuan ekspor tidak mengalami masalah atau penolakan," jelasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
KPK Gali Komunikasi Eks Pejabat MA Zarof Ricar dengan Hasbi Hasan
• 18 jam laluokezone.com
thumb
Bencana Alam di Sumatra Mengakibatkan 3.274 Sekolah dan Fasilitas Pendidikan Rusak
• 18 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Alberto Goncalves Konfirmasi Kabar Bergabung dengan PSIS Semarang: Segera Tanda Tangan Kontrak!
• 23 jam lalubola.com
thumb
Durian RI Akhirnya Tembus Pasar China, Potensi Devisa Capai Rp 12,8 T
• 14 jam lalukumparan.com
thumb
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
• 19 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.