TABLOIDBINTANG.COM - Prof. Dr. Werdhi Sutisari resmi meluncurkan buku terbarunya berjudul Filsafat Cinta, sebuah karya reflektif yang lahir dari perjalanan hidup penuh pergulatan batin.
Peluncuran buku tersebut digelar bersamaan dengan perilisan lagu Bayangan Cinta di Steak Bara Cafe & Resto, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Minggu (14/12).
Buku Filsafat Cinta ditulis berdasarkan pengalaman personal Werdhi dalam menghadapi kegagalan hidup, termasuk perceraian, yang kemudian membawanya pada pencarian makna cinta secara lebih mendalam.
“Saya tidak menyalahkan pasangan. Saya justru bertanya pada diri saya sendiri, apa yang salah dalam diri saya? Apakah ada kemelekatan?” ujar Werdhi Sutisari dalam sesi diskusi.
Refleksi tersebut mendorongnya menelaah cinta secara teoritis dan filosofis, khususnya mengenai keterikatan emosional, kegagalan relasi, dan kesadaran diri.
Menurut Werdhi, meningkatnya angka perceraian saat ini menjadi alarm penting untuk meninjau ulang cara manusia memaknai cinta dan pernikahan.
Alih-alih larut dalam kesedihan, Werdhi memilih menjadikan pengalaman pahit sebagai jalan kesadaran dan penciptaan karya.
“Cinta itu bukan memiliki. Segala sesuatu pasti datang dan pergi. Kesadaran itu membuat saya berdiri tegak, bukan terpuruk, tapi justru berkarya,” kata Werdhi.
Peluncuran lagu Bayangan Cinta ciptaan Shayan menjadi penguat pesan dalam buku tersebut. Lagu ini memotret cinta sebagai sesuatu yang indah namun fana, layaknya senja yang memesona tetapi tak bisa digenggam.
Menurut Werdhi, cinta sejati pada akhirnya bermuara pada relasi spiritual yang lebih tinggi.
“Pada akhirnya, cinta manusia akan kembali pada cinta kepada Tuhan,” ungkapnya.
Diskusi usai peluncuran berlangsung hangat dengan pembahasan seputar cinta, pernikahan, pengorbanan, hingga perselingkuhan.
Buku Filsafat Cinta juga mengulas fase-fase cinta, mulai dari ketertarikan visual, persahabatan, hingga penyerahan dan pelayanan.
Melalui pendekatan tersebut, pembaca diajak memahami bahwa kebosanan adalah bagian dari sifat manusia, dan kesadaran cinta diyakini mampu menekan konflik hingga perceraian.



