Makassar, VIVA – Setelah hampir dua dekade menempuh perjalanan di industri musik, band modern rock asal Makassar, No Money No LUP (NMNL), kembali menegaskan eksistensinya dengan arah musikal yang lebih matang dan reflektif. Kembalinya NMNL bukan sekadar nostalgia, melainkan babak baru yang lahir dari proses panjang, jeda, serta pengalaman hidup para personelnya sejak pertama kali dikenal publik pada 2006.
Band yang awalnya dikenal dengan nama LUP ini terbentuk melalui ajang pencarian bakat Dreamband 3. Seiring waktu, perjalanan mereka tidak selalu berjalan mulus. Perubahan formasi, masa vakum, hingga dinamika personal menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita NMNL. Kini, formasi awal kembali utuh dengan Gunawan (vokal), Idhiel FR (bass), Dudy (gitar), Acha (gitar), dan Andre (drum), membawa semangat baru yang lahir dari kedewasaan usia dan pemikiran. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Perubahan nama menjadi No Money No LUP menandai fase baru yang lebih jujur terhadap realitas hidup. Secara musikal, NMNL bergerak di ranah modern rock dan pop-rock alternatif dengan pendekatan lirik yang jauh dari romantisasi berlebihan. Tema-tema yang diangkat berkisar pada ego, jarak emosional, relasi yang tidak selalu berakhir bahagia, hingga proses menerima kenyataan—topik yang dekat dengan kehidupan pendengar dewasa.
Pendekatan tersebut tercermin dalam empat single terbaru mereka: “Lose Your Ego”, “Bukan Rama Sinta”, “Menunggu Tanpa Akhir”, dan “Tak Akan Kembali”. Keempat lagu ini menghadirkan potret kehidupan usia 20 hingga 40 tahun, fase ketika banyak keputusan tidak lagi sederhana dan perasaan sering kali harus disimpan sendiri. Alih-alih menawarkan solusi instan, NMNL memilih menjadi teman yang menemani proses tersebut.
Gunawan, vokalis sekaligus salah satu pendiri band, menegaskan bahwa perjalanan panjang NMNL telah mengubah cara pandang mereka terhadap musik. Menurutnya, band kini tidak lagi berfokus pada ambisi popularitas semata.
“Kami bukan mau terlihat heroik atau membuat kisah cinta yang muluk. Kami hanya ingin jujur, karena banyak orang dewasa sedang berada di fase hidup yang sama: mencoba memahami diri sendiri. Kalau lagu-lagu kami bisa menemani mereka melewati masa itu, itu sudah lebih dari cukup,” ujar Gunawan dalam keterangannya, dikutip Selasa 16 Desember 2025.





