Australia Siap Perketat Regulasi Kepemilikan Senjata usai Tragedi Bondi Beach, Sydney

bisnis.com
11 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Australia berjanji memperketat undang-undang kepemilikan senjata setelah tragedi penembakan massal pada perayaan yahudi di kawasan Bondi Beach, Sydney.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut peristiwa yang terjadi pada Minggu (14/12/2025) waktu setempat merupakan murni kejahatan, tindakan antisemitisme, dan aksi terorisme.

“Hari ini, seluruh rakyat Australia merangkul Komunitas Yahudi dan mengatakan: kami berdiri bersama anda. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memberantas antisemitisme. Ini adalah momok, dan kita akan menghapuskannya bersama-sama," kata kepada wartawan usai meletakkan bunga di Bondi Beach dikutip dari Reuters pada Selasa (16/12/2025).

Albanese mengatakan kabinetnya telah sepakat memperkuat regulasi senjata api dan mengkaji pembentukan daftar nasional senjata api. Kebijakan ini mencakup pengetatan jumlah senjata yang boleh dimiliki pemegang izin, serta pembatasan masa berlaku izin kepemilikan.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

“Kondisi seseorang bisa berubah. Orang bisa teradikalisasi seiring waktu. Izin kepemilikan senjata tidak seharusnya berlaku selamanya," ujar Albanese

Para pelayat memberikan penghormatan terakhir dan meletakkan bunga di tugu peringatan darurat di paviliun Bondi yang dihiasi bendera Israel dan Australia, sementara polisi serta petugas keamanan swasta komunitas Yahudi melakukan patroli.

Baca Juga

  • Profil Ahmed el Ahmed, Muslim-Penjual Buah yang Hentikan Pelaku Penembakan Bondi Beach
  • Kronologi Penembakan Bondi Beach, Sydney: 16 Orang Tewas, Polisi Australia Tetapkan Aksi Teror

Pejabat keamanan menyebut salah satu pelaku diketahui aparat sebelumnya, tetapi tidak dinilai sebagai ancaman langsung.

“Kami masih mendalami latar belakang kedua orang tersebut. Pada tahap ini, informasi yang kami miliki masih sangat terbatas,” kata Komisaris Polisi New South Wales Mal Lanyon.

Polisi menuding seorang ayah dan anak sebagai pelaku penembakan yang menewaskan 15 orang tersebut. Menteri Dalam Negeri Tony Burke menjelaskan bahwa sang ayah tiba di Australia pada 1998 menggunakan visa pelajar, sedangkan putranya merupakan warga negara Australia kelahiran setempat.

Pelaku yang lebih tua, berusia 50 tahun, tewas di lokasi kejadian sehingga total korban jiwa bertambah menjadi 16 orang. Sementara itu, putranya yang berusia 24 tahun berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, ujar kepolisian dalam konferensi pers.

Polisi tidak merinci jenis senjata yang digunakan, tetapi video dari lokasi kejadian memperlihatkan kedua pelaku menembakkan senjata yang diduga berupa senapan bolt-action dan senapan laras ganda.

Albanese menambahkan, opsi kebijakan yang tengah dipertimbangkan mencakup pembatasan izin tanpa batas waktu, pengetatan jumlah dan jenis senjata yang boleh dimiliki satu individu, termasuk modifikasinya, serta pembatasan izin hanya bagi warga negara Australia.

Polisi belum merilis identitas resmi para tersangka. Namun, penyiar nasional ABC dan sejumlah media lain mengidentifikasi mereka sebagai Sajid Akram dan putranya, Naveed Akram. ABC News melaporkan, tanpa menyebut sumber, dua bendera kelompok militan Negara Islam (ISIS) ditemukan di dalam kendaraan pelaku.

Insiden ini memicu kembali perdebatan mengenai apakah undang-undang senjata Australia—yang dikenal sebagai salah satu yang paling ketat di dunia—perlu direvisi. Polisi mengungkapkan, pelaku yang lebih tua telah memegang izin senjata api sejak 2015 dan tercatat memiliki enam senjata terdaftar.

Selama sekitar 10 hingga 20 menit pada Minggu (14/12/2025), kedua pelaku menembaki para peserta perayaan Hanukkah, menewaskan pria, perempuan, dan anak-anak, sementara para pengunjung pantai berlarian menyelamatkan diri.

Korban berusia antara 10 hingga 87 tahun. Di antara mereka terdapat seorang rabi yang juga ayah dari lima anak, seorang penyintas Holocaust, seorang perempuan asal Slovakia, serta seorang anak perempuan berusia 10 tahun.

Sebanyak 40 orang dilarikan ke rumah sakit pascakejadian, termasuk dua polisi yang dilaporkan dalam kondisi serius tetapi stabil.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jelang Peresmian Presiden, Sekditjen Kesehatan Lanjutan Tinjau RSUD Tipe C Tarempa
• 18 jam lalutvrinews.com
thumb
Prabowo Sebut 2.000 Rumah untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Pekan Ini
• 23 jam lalukumparan.com
thumb
Jadwal Layanan SIM Keliling di Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini 16 Desember 2025, Cek Lokasinya!
• 10 jam laludisway.id
thumb
IHSG Ditutup Menguat 0,43 Persen, Investor Masih Bersikap Wait and See
• 1 menit lalurepublika.co.id
thumb
Perairan Selatan Jawa Timur hingga Papua Berpotensi Dilanda Gelombang Tinggi
• 2 jam lalusuarasurabaya.net
Berhasil disimpan.