Bursa Eropa Menguat, Pasar Didukung Optimisme Soal Kebijakan Moneter

wartaekonomi.co.id
8 jam lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa ditutup menguat pada perdagangan di Senin (15/12). Ia mengawali pekan yang dipenuhi agenda penting bank sentral dan rilis data ekonomi yang tertunda dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Selasa (16/12), Indeks STOXX 600 ditutup naik 0,82% ke 582,97. Kenaikan dipimpin oleh saham perbankan, asuransi, dan sektor perjalanan yang memiliki bobot besar dalam indeks, mencerminkan pemulihan pasar yang cukup luas.

Baca Juga: Net Buy Rp247,49 Miliar, Asing Koleksi Saham-saham Ini

Sektor otomotif menjadi satu-satunya yang mencatat pelemahan. Namun, tekanan pada saham produsen mobil relatif terbatas setelah muncul ekspektasi bahwa blok euro akan melonggarkan rencana pelarangan penjualan mobil bermesin pembakaran internal baru mulai 2035.

Adapun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali menggelar perundingan dengan Utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam pembicaraan terkait upaya mengakhiri perang, negosiator disebut meminta negara itu menarik pasukannya dari wilayah Donetsk Timur.

Dari sisi kebijakan, perhatian investor pekan ini tertuju pada keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB). Secara luas, ia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Sentimen pasar sempat bergeser pekan lalu setelah komentar hawkish dari pembuat kebijakan dalam bank sentral Isabel Schnabel. Ia menyebut kenaikan suku bunga berpotensi menjadi langkah berikutnya, meski tidak dalam waktu dekat.

“Pasar mengantisipasi pertumbuhan laba dan kebijakan moneter yang lebih longgar, sehingga banyak investor menilai kondisi ini mendukung pergerakan indeks saham Eropa,” kata Kepala Strategi Ekuitas Eropa Societe Generale, Roland Kaloyan.

Selain bank sentral euro, keputusan kebijakan moneter pada pekan ini juga akan datang dari Bank Sentral Swedia (Riksbank), Inggris (Bank of England), dan Norwegia (Norges Bank).

Baca Juga: Bursa Asia Turun, Ditekan Isu Ekonomi China Hingga Saham Teknologi

Dari Amerika Serikat, rilis data ketenagakerjaan dan inflasi yang tertunda akibat penutupan pemerintah diperkirakan akan turut menentukan arah pasar global menjelang 2026.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pramono soal Renovasi Pasar Induk Kramat Jati Usai Terbakar: 5 Hari Selesai
• 9 jam lalukumparan.com
thumb
Prabowo: Masih Ada yang Kurang Cepat Bergerak, Terlalu Menghamba pada Aturan
• 23 jam lalukumparan.com
thumb
Timnas Futsal Indonesia Buka SEA Games 2025 dengan Pesta Gol Atas Myanmar
• 23 jam laluskor.id
thumb
Dukung Program MBG, WMUU Datangkan Grand Parent Stock dari Amerika
• 8 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Mobil VinFast Diproduksi Lokal, Harga Tidak Serta Merta Berubah
• 2 jam lalumedcom.id
Berhasil disimpan.