Sekjen Kemendikdasmen, Suharti, menyebut kesalahan input data ini bisa jadi disengaja. Sebab, sekolah ingin mendapatkan akreditasi bagus dari laporan di Dapodik.
"Yang rusak dianggap bagus, katanya takut nanti kalau akreditasi menjadi buruk kalau ditulis rusak," ungkap Suharti dalam acara Rakor Koordinasi Data dan Teknologi di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.
Suharti menyebut ada juga sekolah yang melakukan hal sebaliknya. Di Dapodik dilaporkan kondisi kelas jelek, padahal yang terjadi sebaliknya.
"Pada saat yang sama, ada yang kondisinya sebenarnya bagus dibilang rusak, supaya mendapatkan renovasi," sebut dia.
Ia mengingatkan sekolah melaporkan kondisi yang sebenarnya dalam Dapodik. Sebab, data yang valid sangat penting bagi pengembangan pendidikan.
Baca Juga :
Jangan Kelewatan Sinkronisasi Dapodik, Keterlambatan Berdampak Fatal pada Masa Depan Pendidikan siswa"Yakinkan bahwa data yang dilaporkan, siapa pun yang meng-entry dan siapa pun yang memvalidasi, datanya harus betul-betul valid sesuai dengan kondisi di lapangan," tegas dia.
Pihaknya berencana melakukan suatu upaya penjaminan mutu untuk data-data pendidikan. Utamanya dengan memperkuat teknologi melalui Rumah Pendidikan.
"Rumah Pendidikan sebagai fondasi ekosistem digital dalam pembelajaran yang tidak hanya gratis, karena tidak ada iuran bulanan. tetapi juga inklusif dan berkelanjutan," tutur dia.
Suharti mengatakan data pendidikan tidak cuma pengumpulan data saja, tapi bisa dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan.
"Jadi kita manfaatkan sama-sama. Sayang datanya sudah dikumpulkan, di sekolah-sekolah meng-entry data, tetapi kemudian dibiarkan begitu saja sehingga kadang-kadang kebijakan menjadi salah," ujar Suharti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)



