Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat per 15 Desember 2025 masih ada 198.296 pelanggan PLN terdampak bencana yang mengalami pemadaman listrik. Hampir seluruhnya atau 99,12% pelanggan yang masih padam terletak di Aceh.
Jumlah ini setara dengan 11% dari total 1,78 juta pelanggan secara nasional yang terdampak di tiga wilayah Sumatera. Sisanya, sebanyak 1,59 juta pelanggan, sudah menikmati listrik kembali.
Dalam sidang kabinet, Presiden Prabowo Subianto mengatakan sebagian besar wilayah sudah tersambung listrik, namun ada lokasi yang belum bisa dinyalakan karena kondisi yang berbahaya.
"Kabel yang melewati area tergenang berbahaya. Jika dipaksakan menyambung listrik, hal ini bisa menimbulkan korban jiwa. PLN bekerja dalam kondisi yang sangat menantang," kata Prabowo dalam siaran pers, Selasa (16/12).
Berikut rincian data perkembangan pemulihan listrik:
Aceh
- 970.954 pelanggan terdampak, 774.401 sudah menyala, 196.553 masih padam.
- 6.500 desa terdampak, 5.961 telah menyala, dan 539 masih gelap.
- Kabupaten dengan jumlah desa terdampak terbanyak adalah Aceh Tengah (147 desa), Bener Meriah (140), Aceh Tamiang (99), Gayo Lues (69) dan Aceh Timur (41). Kabupaten lain yang masih memiliki desa padam antara lain Aceh Utara, Bireuen, Nagan Raya, Aceh Tenggara dan Aceh Barat.
Sumatera Utara
- 554.048 pelanggan terdampak, 543.346 kembali menyala, dan 10.702 masih padam.
- Pemulihan listrik di semua kecamatan, namun hujan deras dan longsor serta jalan putus membuat tiga kabupaten belum sepenuhnya teraliri listrik. Di Tapanuli Tengah 5 desa masih padam, Tapanuli Utara 4 desa masih gelap, dan 1 desa di Tapanuli Selatan masih padam.
Sumatera Barat
- Akibat terjadinya banjir susulan, tercatat 274.564 pelanggan terdampak, 273.804 sudah menyala, dan 760 masih padam.
- Tiga jorong/dusun kembali terendam banjir, yaitu Jorong Lambeh (145 pelanggan), Jorong Batu Busuak (530 pelanggan) dan Jorong Labuah (85 pelanggan).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan terkait pasokan listrik Aceh, saat ini total kapasitas pembangkit di Banda Aceh sekitar 110 megawatt (MW) dan rata-rata beban yang masuk berkisar 66 MW, meski sebagian pasokan masih berasal dari genset.
“Jaringan induk yang telah terpasang kini mencapai sekitar 80%-90%, dan diperkirakan dalam beberapa minggu semua akan kembali normal. Jika ini terjadi, aliran listrik dari Arun dan Bireuen bisa masuk secara normal,” kata Bahlil.
Dia menyebut mengenai transmisi antar pulau Sumatera, sambungan sudah terkoneksi. Meskipun jaringan dasar terhubung, distribusi ke desa-desa masih terkendala karena kerusakan infrastruktur yang parah.
Bahlil menyampaikan banyak jalan yang sulit dilalui, tiang-tiang listrik yang roboh, dan beberapa desa masih terendam banjir. Jika listrik dipaksakan dialirkan ke area yang masih terendam, hal ini dapat menyebabkan potensi kecelakaan
Selain listrik, Bahlil menyampaikan kondisi pasokan bahan bakar minyak dan elpiji khususnya di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kondisi di Sumatera Barat relatif lebih baik. Di Sumatera Utara, isu utama saat ini adalah akses jalan masih terganggu sehingga diperlukan pasokan tambahan melalui jalur laut.
Sedangkan di Aceh, Bahlil mengakui permasalahan energi di sana masih berat, khususnya di tiga kabupaten yang hanya dapat dijangkau melalui udara untuk memenuhi kebutuhan BBM dan LPG.
“Kami menyalurkan pasokan melalui jalur udara menggunakan helikopter dan pesawat Hercules, memanfaatkan jalan tikus, serta mengirimkan dengan rakit. Apapun yang bisa mempercepat distribusi, kami maksimalkan,” kata Bahlil.




